Hari Bipolar Sedunia diperingati pada tanggal 30 Maret di tiap tahunnya dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang gangguan kesehatan mental. Bipolar sendiri adalah gangguan mental yang ditandai dengan adanya perubahan drastis pada suasana hati dan energi penderita.
Sejarah Hari Bipolar Sedunia
Hari Bipolar Sedunia diperingati bersamaan dengan kelahiran pelukis ternama Belanda, Vincent Van Gogh yang lahir pada 30 Maret 1853. Dia juga merupakan salah satu seniman paling berpengaruh di dunia barat. Hal ini diambil karena semasa hidupnya, beliau juga merupakan salah satu penderita Bipolar. Diagnosis penyakit ini sendiri sudah ada sejak zaman Yunani kuno. Bipolar bukan masalah modern, namun pemahaman konseptual modernnya baru ada di abad ke-19. Kemudian pada tahun 1999, International Bipolar Foundation berdiri dengan tujuan meneliti gangguan bipolar dan membantu orang-orang yang menderitanya.
Penyebab Bipolar
Penyebab bipolar adalah adanya ketidakseimbangan neurotransmitter atau zat-zat yang mempunyai peranan mengontrol otak. Adapula faktor terjadinya bipolar pada sesorang yakni menghadapi tekanan yang luar biasa sehingga menyebabkan stres tinggi, pengalaman yang menyebabkan traumatik sampai obat-obatan terlarang.
Untuk penderitanya sendiri terbagi menjadi dua, yakni episode manik dan episode depresif. Episode manik adalah penderita memiliki mood yang sangat tinggi dalam perasaan kegembiraan yang berlebihan, kepercayaan diri yang tinggi, bersemangat dan energik. Sedangkan, episode depresif sendiri adalah kebalikan dari manik, yakni penderita merasa hidupnya hanya berisi kesedihan dan keputusasaan, sampai merasa dirinya tidak lagi berharga.
Ciri-ciri Bipolar
Untuk ciri-ciri penderita episode manik adalah si penderita menunjukkan kegembiraan dan semangat yang berlebihan, selalu waspada sekitar, berbicara dengan cepat, sampai insomnia. Rasa yang berlebihan tersebut bisa berdampak buruk karena si penderita menjadi terlalu agresif. Untuk ciri-ciri penderita episode depresif adalah si penderita merasa sedih yang berlarut-larut sampai kelelahan, hilang ketertarikan suatu hal, khawatir atau gelisah berlebihan sampai muncul niat mengakhiri hidup.
Lukman Maulana, salah satu mahasiswa UIN Prof. KH. Saifuddin Zuhri yang kami wawancara pada Kamis (29/03) menuturkan, “Saya terkena bipolar, karena saya sering menghadapi tekanan yang luar biasa sehingga diri saya mengalami stres hebat dan tidak bisa terkontrol lagi,” ujarnya, “Kalau sudah kena dan makin parah bisa berubah ke bipolar yang lain, misalnya kena depresifnya udah parah dan nggak bisa terkontrol, nanti berubah jadi mania,” tambah mahasiswa yang sedang merantau di Purwokerto tersebut.
Lukman, yang menjadi mahasiswa Pendidikan Islam Anak Usia Dini tersebut sudah mengidap penyakit bipolar sejak kelas 1 SMK, “Ketika dirasa bipolar mau kambuh, saya bermeditasi diri saya sendiri yang bertujuan untuk menenangkan diri agar tidak stres dan melakukan kegiatan positif agar bipolarnya nggak kambuhan.”
Teks: Muhammad Thariq Athallah
Editor: Anis Salamah