Halo, Sobat Ketik! Akhir-akhir ini sempat viral di media massa, seorang anak perempuan berumur 11 tahun yang kedapatan diomeli oleh sang ayah akibat ketahuan bermain Roleplayer di Tiktok. Berkaca dari kejadian tersebut, masyarakat mulai bertanya-tanya, apa sih Roleplayer, dan apa yang membuat Roleplayer “diwaspadai” oleh masyarakat saat ini? Yuk, simak lebih lanjut!
Apa Itu Roleplayer?
Roleplayer atau yang biasa dikenal dengan sebutan RP adalah permainan peran yang pemainnya berlagak sebagaimana karakter yang ia pilih, karakter tersebut dapat berupa sosok idola atau public figure. Meski terdapat permainan peran dengan sebutan RPG seperti Genshin Impact, Dragon Quest, Final Fantasy dan sebagainya, RP yang dibahas saat ini bukanlah permainan pada aplikasi tersebut. Seiring berkembangnya zaman, RP dapat dijumpai di berbagai platform sosial media, seperti Tiktok, Instagram, Telegram, Twitter, hingga WhatsApp. Melalui platform tersebut, pengguna yang bermain RP pun berasal dari berbagai kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa.
Prinsip permainannya kurang lebih sama di setiap platform, yaitu pemain akan mencari teman, keluarga, bahkan pasangan dengan menggunakan wajah atau karakter idolanya. Pemain dapat bersosialisasi dengan orang lain di permainan dengan menggunakan wajah, gaya bicara, bahkan keseharian sosok yang mereka perankan.
Meski sistem bermain pada setiap platform berbeda-beda, aturan Roleplayer tetaplah sama. Sebagai pemain, kamu tidak boleh membocorkan identitas aslimu kecuali sudah ada kesepakatan dari kedua pihak. Sistem bermainnya pun terkadang mengalami perubahan sesuai perkembangan platform dan mayoritas pemainnya.
Dampaknya Bagi Anak
Sebagai permainan bebas akses, Roleplayer dapat memberikan dampak yang beragam bagi pemainnya. Jika dimainkan sesuai umur dalam jangkauan yang sesuai, RP dapat membantu anak untuk menyalurkan kreativitas, bersosialisasi, dan menjalin relasi baru dengan orang lain dari berbagai daerah. Ketidakterbatasan ruang dalam permainan ini memudahkan segala hal baru muncul berdasarkan kreativitas pemainnya. Tidak mustahil untuk memunculkan jasa-jasa seperti kurir, event organizer, jual beli kebutuhan kuota, nomor, akun pribadi, bahkan jasa edit.
Di beberapa situasi, RP juga mengadakan lomba-lomba berhadiah dalam rangka merayakan sebuah peristiwa. Komunitas-komunitas baru pun bisa terbentuk dari RP, bahkan terdapat pelatihan maupun pembelajaran untuk mengembangkan skill dan minat bakat pemain yang dapat diaplikasikan ke dunia nyata.
Meski begitu, permainan bebas seperti RP juga memberikan dampak buruk bagi pemainnya jika tidak cermat digunakan. Akibat ketidakterbatasan ruang di dalamnya, RP bisa saja membawa pemainnya untuk mengenal hal-hal buruk seperti pergaulan bebas melalui chat dan pengimplementasi kata-kata kasar dalam kehidupan nyata. Sebagaimana kehidupan asli, di RP juga dapat tersebar orang-orang yang bermain untuk hal-hal buruk. Karena umur, gender, asal, wajah, dan hampir segalanya dapat dengan mudah dipalsukan, RP menjadi rentan penipuan hanya jika pemainnya mudah percaya dengan orang baru yang bahkan tidak ia kenali kehidupan nyatanya.
Saat ini, dikhawatirkan anak-anak yang belum mengerti baik dan buruknya kehidupan sudah lebih dulu mengenal hal tersebut melalui RP. Itulah sebabnya anak-anak yang masih di bawah umur sebaiknya mendapat pengawasan dari orang tuanya, terlebih dengan segala hal yang mereka akses di sosial media dan ponsel mereka. Roleplayer sama seperti permainan lain yang dapat memberikan dampak baik jika digunakan semestinya.
Nah, Sekarang kamu sudah tahu apa itu Roleplayer dan dampaknya bagi kita semua kan, Sobat Ketik? Yuk, bijak dalam bermain ponsel dan jaga adik, keluarga, maupun diri kita sendiri dalam mengelola sosial media!
Teks: Hudiyatus Shidqon
Editor: Anis Salamah