Smallest Font Largest Font

Highlight Debat Capres – Cawapres Pertama Hingga Terakhir, Sobat Ketik Tentukan Pilihan!

Moment Debat Capres dan Cawapres

JAKARTA, majalahketik.com – Debat ke-5 Capres pada Minggu, (04/02/2024) yang digelar di Jakarta Convencion Center (JCC), Senayan, Jakarta Selatan menjadi debat terakhir untuk ketiga pasangan calon presiden dan wakil presiden. Berikut merupakan rangkuman debat pertama hingga terakhir beserta tema debatnya.

Debat Pertama Capres, Tema Hukum, HAM, Pemberantasan Korupsi dan Penguatan Demokrasi.

Debat yang berlangsung pada tanggal 12 Desember 2023 ini berjalan kondusif dengan beberapa tekanan dan emosi. Ketiga calon presiden tampak melayangkan argumen nya masing-masing dan menyerang satu sama lain dengan pertanyaan-pertanyaan dalam tema saat sesi tanya-jawab berlangsung.

Dalam debat pertama ini juga ada beberapa potongan dialog yang ramai dibahas di media sosial.  Seperti kalimat “Angin tidak punya KTP” yang beberapa waktu lalu ramai diperbincangkan di media sosial. Banyak yang menggunakan kalimat tersebut tanpa adanya konteks yang jelas, membuat narasi buruk tentang salah satu paslon. Jadi, apa sebenarnya maksud dari kalimat “Angin tidak punya KTP” itu?

Awalnya, kalimat tersebut keluar saat paslon nomor urut 02, Prabowo Subianto menanyakan tentang anggaran 80 Triliun untuk DKI Jakarta saat Anies Baswedan masih menjabat sebagai gubernur.

“Dengan anggaran 80T untuk DKI Jakarta, mengapa masalah polusi udara (di Jakarta) belum bisa diselesaikan?”

Tanya Prabowo.

Anies Baswedan selaku mantan gubernur DKI Jakarta menjawab bahwa polusi yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh aktifitas di dalam Jakarta, namun juga dari PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) yang ada di sekitar Jakarta yang kemudian polusinya terbawa angin menuju Jakarta.

“Di Jakarta kami memasang alat pemantau polusi udara, bila masalah polusi udara itu bersumber dari dalam kota Jakarta maka hari ini, besok, minggu depan konsisten selalu akan kotor…. Ada hari dimana kita bersih ada hari dimana kita kotor. Ada masa, minggu pagi Jagakarsa sangat kotor. Apa yang terjadi? Polusi udara tak punya KTP , angin itu bergerak dari sana ke sini, ketika polutan yang muncul dari PLTU mengalir ke Jakarta maka Jakarta punya indikator (alat pemantau polusi udara) maka itu Jakarta mengatakan ‘ada polusi udara’….” Anies menjawab pertanyaan Prabowo.

Kemudian Prabowo menyanggah kalimat tersebut dengan mengatakan bahwa kita tidak bisa menyalahkan angin.

 “Susah kalau kita menyalahkan angin….” Kata Prabowo.

Itulah yang kemudian menjadi polemik dan perbincangan bagi kedua belah pihak di beberapa platform media sosial. Sangat disayangkan kalimat tersebut sering digunakan tanpa adanya konteks yang jelas.

Debat Kedua Cawapres, Tema Ekonomi Kerakyatan, Ekonomi Digital, Keuangan, Investasi Pajak, Perdagangan, Pengelolaan APBN & APBD, Infrastruktur dan Perkotaan.

Debat kedua yang diselenggarakan pada tanggal 22 Desember 2023 kemarin dikhususkan untuk para Cawapres. Sama seperti pada debat pertama sebelumnya, sesi tanya-jawab menjadi momen yang paling disorot. Pada kesempatan kali ini.

Gibran Rakabuming Raka bertanya kepada Muhaimin Iskandar mengenai langkahnya dalam menaikan peringkat Indonesia di SGIE (State of the Global Islamic Economy).

“Karena Gus Muhaimin ini adalah ketua umum dari Partai PKB, saya yakin Gus Muhaimin paham sekali soal ini. Bagaimana langkah Gus Muhaimin untuk menaikkan peringkat Indonesia di SGIE?” tanya Gibran Rakabuming Raka.

Cak Imin, begitu Muhaimin Iskandar kerap disapa, membalas “Terus terang saya tidak paham SGIE.”

Hal tersebut yang sontak membuat perdebatan diantara kedua pendukung kubu.

Dalam konferensi pers yang diadakan pascadebat, Cak Imin menjawab pertanyaan yang menyinggung ketidaktahuan atas istilah SGIE.

“Istilah-istilah itu kan banyak sekali. Ada yang kita hapal (ada pula) yang kebetulan lupa singkatannya.”

Respon Cak Imin.

Tidak hanya topik SGIE, para Cawapres juga menyampaikan janji politik mereka dalam lingkup ekonomi pada sesi penyampaian visi-misi di awal debat kedua ini.

Gibran menjadi Cawapres pertama yang menyampaikan janji politiknya. Di atas panggung, Gibran menjanjikan akan melanjutkan hilirisasi, tidak hanya di sektor tambang tapi juga di sektor pertanian, perikanan, juga digital. Selain itu, dia bersama Prabowo Subianto juga akan melanjutkan pemerataan pembangunan yang tidak hanya berpusat di Pulau Jawa saja. Kemudian dia juga mengatakan akan menggenjot ekonomi kreatif dan UMKM karena Gibran mengklaim pelaku usaha kecil dan menengah menyumbangkan 61% dari PDB. Gibran juga menyatakan akan melanjutkan pembangunan IKN, perekonomian, dan membuka lapangan kerja baru.

Berbeda dengan Gibran, Mahfud MD lebih menyoroti maraknya korupsi di Indonesia yang menjadi penghalang terbesar untuk mencapai kemakmuran ekonomi di Indonesia. Beliau menjanjikan pemberantasan korupsi dan menargetkan pertumbuhan ekonomi 7% dalam setahun.

Sedangkan Cak Imin menjabarkan beberapa masalah ekonomi yang harus diberantas. Beliau menggunakan kata “Slepet” sebagai gambaran upaya memberantas masalah-masalah ekonomi. Beliau menjanjikan pemerataan ekonomi dengan menaikkan pajak bagi orang kaya dan menurunkan pajak warga menengah ke bawah, memberantas mafia perdagangan, mengurangi angka pengangguran dan melanjutkan bahkan menambah program bansos, menjanjikan 5% APBN untuk kaum muda melalui program Kredit Usaha Anak Muda, dan berjanji akan memberikan Rp5 miliar per desa untuk setiap tahunnya.

Kata “Slepet” sendiri sempat ramai diperbincangkan di media sosial. Tetapi sama seperti kalimat “Angin Tidak Punya KTP”, kata ini seringkali digunakan tanpa adanya konteks yang jelas.

Debat Ketiga Capres, Tema Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional, Globalisasi, Geopolitik dan Politik Luar Negeri.

Debat ketiga yang diselenggarakan pada tanggal 7 Januari 2024 kemarin berlangsung cukup panas. Ada banyak momen yang ramai diperbincangkan di sosial media, seperti Anies dan Prabowo yang saling serang soal etika sampai penilaian kerja terhadap Kemenhan (Kementrian Pertahanan).

Dalam debat Capres kali ini, interaksi antara Anies Baswedan dan Prabowo Subianto dinilai lebih menonjol dibanding interaksi keduanya bersama Ganjar Pranowo. Hal ini disebabkan karena mereka berdua terlihat saling melontarkan kritik dan sindiran. Salah satu kritik pedas yang dilontarkan adalah saat Anies mengajukan pertanyaan soal hubungan etika pemimpin negara dan kemampuannya dalam menjaga keadulatan negara kepada Prabowo.

Menjawab pertanyaan Anies, Prabowo menyebutkan ada tiga nilai yang perlu dimiliki seorang pemimpin negara yaitu cinta tanah air, kejujuran, dan ‘kebersihan’. Menurut Prabowo, seorang pemimpin harus memberikan contoh dan tidak boleh melakukan korupsi dalam bentuk apapun.

“Jadi hubungan pertahanan dan kedaulatan dengan etika itu benar, harus beretika dengan benar. Jangan lain di mulut, lain di hati,” kata Prabowo.

Di akhir jawabannya, Prabowo sempat melemparkan sindiran tersirat kepada mantan gubernur DKI Jakarta itu.

“Pertahanan itu sakral, menyangkut keselamatan kita. Jangan karena ambisi pribadi, kita menghasut rakyat.”

Ucap Prabowo

Menanggapi jawaban Prabowo, Anies kembali melemparkan serangan. Beliau berpendapat bahwa adanya “orang dalam” di sejumlah program yang dijalankan oleh Kemenhan di bawah naungan Prabowo.

“Ketika Bapak memimpin di Kementerian Pertahanan banyak ‘orang dalam’ dalam pengadaan alutsista, PT Teknologi Militer Indonesia, PT Indonesia Defense Security Technologies. Lalu ‘orang dalam’ pada pengelolaan food estate,” kata Anies.

Anies juga sempat mengungkit isu putusan kontroversial Mahkamah Konstitusi. Tidak hanya itu, Anies juga mempersoalkan pidato Prabowo pada acara internal partai Gerindra pada Desember tahun lalu. “Dalam pidato, Anda mengolok-olok etika,” ujar Anies.

“Semua data yang saudara ungkapkan keliru. Saya bersedia duduk bersama buka-bukaan,” jawab Prabowo atas tuduhan Anies.

Prabowo juga menilai Anies tidak pantas bicara soal etik karena dianggap tidak memberikan contoh yang baik tentang etik.

“Saya keberatan. Saya menilai Anda tidak pantas bicara soal etik. Itu saja. Saya merasa Anda posturing. Menyesatkan. Saya boleh berpendapat kan? Anda tidak boleh bicara soal etik karena Anda memberi contoh yang tidak baik tentang etik,” kata Prabowo.

Tidak hanya sampai disitu, dalam sesi tanya-jawab Anies bertanya kepada Ganjar terkait dengan skor penilaian kinerja Kemenhan dibawah naungan Prabowo Subianto.

Ganjar memberikan skor 5 atas kinerja Kemenhan saat ini. “Saya punya datanya, kemudian akan saya sampaikan,” katanya.

Menurutnya, saat kita ingin membangun sistem pertahanan maka perencanaannya harus konsisten. Perencanaannya harus dari bawah ke atas, dan mendengarkan keperluan dari matra angkatan juga kritik agar bisa menjadi negara yang kuat di banyak area.

Anies juga membandingkan kenaikan gaji personel TNI pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di mana kenaikan gaji terjadi sembilan kali, sedangkan pada era Presiden Jokowi kenaikan gaji personel TNI hanya naik sebanyak tiga kali.

Mantan gubernur DKI Jakarta ini juga menyinggung alutsista bekas yang memiliki resiko besar terhadap keselamatan para prajurit TNI.

“Mereka (TNI) bekerja keras menjaga setiap jengkal tanah Republik ini, tapi mereka tidak didukung dengan policy (kebijakan).”

Anies Baswedan

Anies juga menambahkan, bahwa kinerja Prabowo sebagai menhan “kalau saya beri skor di bawah lima”.

Tetapi Ganjar memancing Anies untuk menyebutkan angkanya secara jelas, dan dijawab oleh Anies “11 dari 100”.

Saat diberi kesempatan, Prabowo mengatakan kalau data yang disebutkan oleh kedua rivalnya memiliki banyak kesalahan. Hal ini yang kemudian digunakan Anies untuk memancing Prabowo untuk mengungkapkan data yang dianggap benar.

“Kalau bapak ketahui datanya salah, tunjukkan di tempat ini, sehingga publik bisa mengetahui.” Ia kembali mengkritik Prabowo yang memiliki ratusan ribu hektar lahan, akan tetapi banyak prajurit TNI yang tidak memiliki rumah dinas.

Aksi saling sindir antara Anies dan Prabowo ini sempat ramai dibicarakan di sosial media. Prabowo juga sempat menyinggung ‘nilai’ dari Anies dalam acara konsolidasi partai, Koalisi Indonesia Maju di Medan, Sumatera Utara, pada Sabtu (13/01/2024).

Tidak hanya momen saling sindir dan saling serang, ketiga capres juga kompak bicara tentang isu Palestina dalam sesi penyampaian visi-misi.

“Tidak pernah lupa, Indonesia selalu setia pada kesempatan yang pernah diambil, dekolonialisasi yang dilakukan, mendorong dan meyakinkan kita semua untuk membebaskan seluruh bangsa tanpa boleh mengintervensi satu dengan lain, dan komitmen kita pada kemerdekaan Palestina yang kita dukung terus-menerus,” kata Ganjar.

Anies juga mengutarakan bahwa politik luar negeri Indonesia memiliki amanah yang penting untuk menghapuskan penjajahan di muka bumi, khususnya terkait Palestina.

Kemudian Prabowo berkata, “Kekuatan nasional harus ada kekuatan militer. Tanpa kekuatan militer, sejarah peradaban manusia mengajarkan, bangsa itu akan dilindas seperti Gaza. Diambil kekayaannya, diusir dari tanah airnya. Kita harus kuat.”

Dari ketiga capres, Ganjar dan Anies yang paling memberikan highlight terkait dengan kemerdekaan Palestina yang masih menjadi arah kebijakan luar negeri Indonesia, sedangkan Prabowo hanya menyinggung soal Gaza yang menurut asumsinya, Palestina masih memiliki kelemahan dalam bidang militer sehingga mudah digilas oleh Israel.

Debat Keempat Cawapres, Tema Pembangunan, SDA, Lingkungan Hidup, Pangan, Agraria, Masyarakat Adat dan Desa.

Debat keempat cawapres ini dilaksanakan pada 21 Januari 2024 di lokasi yang sama seperti debat-debat sebelumnya, yaitu di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Selatan.

Dalam sesi penyampaian visi-misi, Cak Imin dan Mahfud MD memiliki kesamaan dalam mengkritik food estate, mereka beranggapan program food estate menimbulkan banyak kerugian bagi kalangan petani, masyarakat adat, menghasilkan konflik agrarian, juga merusak lingkungan.

Berbanding balik dengan kedua rivalnya, Gibran mengakui adanya beberapa kegagalan dalam program food estate, “Tapi ada juga yang berhasil, ada yang panen, misalnya di Kabupaten Gunung Mas, Kaltim, sudah panen jagung dan singkong. Cek saja datanya,” klaim nya.

Dalam sesi tanya-jawab, Gibran menganggap paslon 01 sebagai tim anti-nikel karena gencar mendorong LFP (Lithium Ferro Phosphate).

Cak Imin justru mencecar Gibran soal etika sebagai respon yang diberikan. Seperti etika kepada lingkungan juga keseimbangan antara manusia dan alam agar semua pihak yang ada dapat terlibat.

Gibran lantas mendesak Cak Imin karena menurutnya, ”Indonesia punya cadangan nikel terbesar. Ini kekuatan kita. LFP itu alternatif dari nikel, dan ada negara yang tidak mau pakai nikel. Apakah Gus Muhaimin juga anti nikel?”

“Harap dicatat, gara-gara kita mengeksplorasi nikel ugal-ugalan, lalu hilirisasi tanpa mempertimbangkan ekologi, mempertimbangkan (aspek) sosialnya, buruh kita diabaikan, malah banyak tenaga kerja asing, dan juga terjadi korban kecelakaan. Di sisi yang lain, pemasukan dari nikel kita juga sangat kecil.”

Respon Cak Imin atas desakan Gibran.

Tidak hanya itu, seperti debat-debat sebelumnya, debat kali ini juga diwarnai dengan gimmick yang dilakukan oleh Gibran saat menanyakan tentang bagaimana upaya mengatasi greenflation atau risiko kenaikan harga komoditas dan energi seiring dengan transisi energi dunia sebelum menuju titik stabilitas kepada Mahfud MD.

“Untuk mengatasi inflasi hijau, itu ekonomi hijau. Proses produksi pemanfaatan pangan, dimanfaatkan untuk di-recycle. Mengatasi inflasi itu paling mudah ya dari kebijakannya. Ada satu yang harus ditambahkan dalam mengukur ketimpangan, yaitu emisi.”

Ujar Mahfud MD.

Dinilai tidak menjawab pertanyaan yang diajukan, Gibran melakukan gestur dengan meletakan tangannya di dahi sembari melongok kearah atas hingga bawah dengan melihat ke arah Mahfud.

“Saya nyari jawaban Pak Mahfud. Saya nyari-nyari di mana ini jawabannya. Saya tanya masalah inflasi hijau kok malah jawab ekonomi hijau,” ujar Gibran

Melihat hal tersebut, Mahfud memberikan respon dengan gestur serupa karena merasa jawaban Gibran soal cara mengatasi greenflation juga tidak nyambung.

“Saya juga ingin mencari tuh jawabannya, ngawur juga. Ngarang-ngarang ndak karuan,” ucap Mahfud

Mahfud bahkan enggan menjawab pertanyaan Gibran, sebab menurutnya pertanyaan yang diberikan merupakan pertanyaan receh.

Aksi Gibran dalam debat kali ini pun memunculkan banyak kontra. Gibran dinilai kurang simpatik karena melakukan terlalu banyak gimmick dalam debat.

Debat Kelima Capres, Tema Kesejahteraan Sosial, Kebudayaan, Pendidikan, Teknologi Informasi, Kesehatan, Ketenagakerjaan, Pembangunan SDM, dan Inklusi.

Debat terakhir yang menjadi penutup rangkaian debat capres dan cawapres ini diadakan pada tanggal 04 Februari 2024, tepat sepuluh hari sebelum pemilihan umum diadakan. Dalam debat kali ini isu bansos kembali diangkat atas adanya dugaan politisasi bansos yang dinilai semakin gencar diberikan menjelang Pilpres 2024 ini.

Tidak seperti debat-debat sebelumnya, ketiga capres tampak “bermain aman” dengan saling menyetujui argumen satu sama lain. Hal ini membuat visi dan misi masing-masing paslon dalam tema yang diangkat dinilai oleh sebagian netizen tidak tegas.

Momen saling serang baru terlihat pada sesi tanya-jawab, seperti tanggapan Ganjar terhadap pertanyaan Prabowo “Saya ingin bertanya apakah Bapak setuju dengan gagasan saya untuk memberi makan bergizi untuk seluruh anak-anak Indonesia untuk mengatasi masalah stunting.”

“Kalau ngasih makannya kepada anak-anak untuk mencegah stunting. Saya sama sekali tidak setuju, Bapak, karena Bapak terlambat.”

Jawab Ganjar.

Menurut nya, stunting seharusnya diatasi sejak bayi masih berada di dalam kandungan.

“Kalau Bapak ngasih gizi ke ibu hamil, itu baru saya setuju. Kalau sudah lahir dan tumbuh, mungkin bukan stunting, Pak, tapi gizi buruk. Kalau gizi buruk Bapak mau memperbaiki boleh. Jadi, jangan sampai confused antara stunting dan pemberian makan.  Jadi makan nya jangan banyak-banyak, Pak. Nanti kekenyangan. Jangan sampai nanti terjadi obesitas. Ini lebih bahaya lagi nanti.” ucap Ganjar.

Selain perihal stunting, Ganjar juga menyindir Prabowo terkait dengan jejak digitalnya yang sempat mengatakan “Orang pilih internet gratis, otaknya lamban”. Padahal menurut Ganjar, internet gratis dapat mengatasi kesenjangan dalam bidang pendidikan, kesehatan, juga kemiskinan di Indonesia. Ganjar juga mengatakan adanya ketimpangan digital yang sangat tinggi.

Prabowo memberikan klarifikasi dan menuding Ganjar tidak lengkap saat mendengarkan pernyataan yang ia sampaikan.

“Yang saya katakan adalah yang mana lebih penting, internet gratis atau makan gratis untuk orang yang sudah susah. Untuk orang miskin. untuk orang kalangan bawah. Itu yang saya maksud,” kata Prabowo, yang menyatakan setuju dengan program internet gratis Ganjar.

Dalam debat kali ini, isu UKT yang belakangan ini muncul kepermukaan juga turut dibahas. Kasus terbaru, terdapat mahasiswa yang kesulitan dalam membayar UKT tetapi dianjurkan untuk mencari pinjaman online. Akan tetapi ketiga capres terlihat main aman dan tidak memiliki keberpihakan yang jelas.

Isu UKT ini dijadikan sebagai poin pertanyaan Anies kepada Ganjar.

“Bagaimana pendapat dan pandangan Pak Ganjar melihat problem pendidikan tinggi di Indonesia ini?” tanya Anies.

Ganjar menjawab dengan tegas bahwa langkah yang perlu diambil ialah menghentikan liberalisasi pendidikan. Ganjar kemudian menyinggung programnya yaitu satu keluarga miskin, satu sarjana. Selain itu, Ganjar menyinggung Kredit Mahasiswa Indonesia, yaitu berupa skema yang pernah diterapkan di kampus tertentu. Namun menurutnya, semuanya perlu ada proporsinya.

 “Mana yang mampu dan mana yang kurang mampu. Yang kurang mampu mesti dapat intervensi dari pemerintah” ucap Ganjar.

Ketiga capres juga menyampaikan janji politiknya dalam tema debat kali ini. Seperti Prabowo dan Gibran yang memiliki rencana strategi besar dengan nama “strategi transformasi bangsa” yang bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran bangsa terutama dalam memperbaiki kualitas kehidupan bangsa Indonesia. Pasangan ini berjanji akan memberikan makanan bergizi kepada seluruh anak-anak di Indonesia termasuk bayi dalam kandungan ibunya. Dalam bidang kesehatan, paslon nomor urut 02 ini akan membangun rumah sakit modern di setiap kabupaten/kota dan puskesmas di setiap desa. Prabowo juga berjanji akan membangun 3 juta rumah bagi masyarakat yang belum memiliki rumah. Dalam bidang pendidikan, Prabowo berjanji akan memperbaiki gaji guru honorer, juga meningkatkan kompetensi guru.

Paslon nomor urut 03, Ganjar Pranowo menekankan pentingnya akses kesehatan yang setara untuk seluruh kelompok masyarakat, menurutnya penting untuk menyediakan satu fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatannya di setiap desa. Dalam pendidikan, Ganjar berpendapat sekolah harus berperan inklusif dan tidak diskriminatif kepada kelompok perempuan dan disabilitas. Selain itu, Ganjar juga menyinggung suara buruh yang meminta untuk meninjau ulang Undang-Undang Cipta Kerja.

Anies Baswedan menggaris bawahi persoalan terbesar bangsa saat ini, yaitu ketimpangan, ketidaksetaraan, dan ketidakadilan. Beberapa persoalan tersebut antara lain 45 juta orang belum bekerja dengan layak, 70 juta orang tidak memiliki jaminan sosial, dan ketimpangan pendidikan antara desa dengan kota. Anies juga menyoroti adanya isu kesehatan mental dan kekerasan seksual yang menurutnya ada lebih dari 15 juta orang yang menjadi korban. Anies juga sempat menyentil bantuan sosial yang menurutnya perlu diberikan sesuai dengan kebutuhan yang memerlukan, “bukan memberikan bansos untuk kepentingan yang memberi, tapi untuk kepentingan yang diberi.” tegas Anies.

Debat terakhir ini biasa disebut juga sebagai debat pamungkas yang merupakan kesempatan terakhir para kandidat capres untuk meyakinkan masyarakat dan memberikan penekanan terhadap isu-isu kunci. Bagi pemilih yang masih ragu untuk menentukan pilihan, bisa menggunakan debat pamungkas ini sebagai referensi utama dalam membuat keputusan akhir.

Penyelenggaraan debat capres-cawapres yang sebelumnya terdapat beberapa gimmick membuat debat terakhir ini tampak berbeda. Sebelumnya masyarakat lebih fokus menilai dari sisi personal juga karakter para kandidat dibanding menilai dari sisi argumen terhadap isu pembahasan utama.

Teks: Syafaa Ainun Laita Lesmana

Editor: Abi Rama Wicaksono

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts