Smallest Font Largest Font

Menindaklanjuti Ultimatum, Aliansi BEM SI Kembali Geruduk Istana untuk Tolak Kenaikan Harga BBM

Exif_JPEG_420

Majalahketik.com (15/09/2022) – Mahasiswa Politeknik Negeri Media Kreatif yang tergabung dalam massa dari Aliansi BEM SI (Seluruh Indonesia) kembali menggelar Aksi Nasional II di depan Istana Negara, Jakarta Pusat. Massa aksi telah memadati kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya, Kamis (15/9), untuk menyampaikan tuntutannya dan mendesak pemerintah untuk mencabut keputusan terkait kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), menunda proyek strategis nasional dan mengalihkan anggaran ke subsidi BBM, serta menerapkan regulasi pemakaian BBM bersubsidi secara tegas.

Demonstrasi kali ini merupakan tindak lanjut ultimatum yang telah disampaikan ketika aksi 8 September 2022. Demo kembali digelar lantaran tuntutan penurunan harga BBM belum terpenuhi.

Sementara itu, pihak kepolisian telah menyiapkan sejumlah pengamanan di kawasan Patung Kuda dan Jalan Merdeka Barat. Beberapa di antaranya meliputi separator, kawat berduri, hingga water barrier.

Berdasarkan pantauan Redaksi Majalah Ketik, massa aksi mulai berdatangan ke kawasan IRTI Monas sekitar pukul 12.45 WIB dengan mengenakan jas almamater masing-masing. Mereka juga tampak membawa atribut seperti bendera, poster, hingga spanduk bertuliskan protes terhadap pemerintah terkait kenaikan harga BBM. Setelah menyanyikan lagu Indonesia Raya, massa aksi melakukan long march menuju arah Istana Negara, tetapi massa aksi terhenti di kawasan Patung Kuda karena dibarikade oleh aparat kepolisian. Massa akhirnya hanya bisa melakukan orasi di sana.

Sekitar pukul 15.22 WIB, terjadi aksi saling dorong antara pihak kepolisian dengan para mahasiswa karena massa dari kelompok mahasiswa memaksa masuk ke dalam barikade polisi untuk mengakses jalan menuju Ring 1 yang merupakan wilayah dinas presiden. Para aparat kepolisian dan sejumlah mahasiswa tampak meredam suasana. Polisi yang bertugas juga meminta mahasiswa menyampaikan orasinya dengan tertib. Namun akhirnya massa dipaksa untuk mundur karena berhasil meruntuhkan pembatas beton dan menginjak-injak kawat berduri.

Perwakilan Kantor Staf Presiden (KSP) yang diwakili Tenaga Ahli Utama Abraham Wirotomo sempat menemui massa aksi dengan pengawalan polisi. Abraham naik ke atas mobil komando dan menyampaikan pernyataan pemerintah. Pernyataan itu kemudian disambut sorakan kecewa dari aksi karena massa aksi masih belum puas dengan pernyataannya.

Menurut Abraham, pemerintah sudah berupaya luar biasa untuk menjaga harga BBM di Indonesia agar tidak mengalami kenaikan dan tetap terajangkau, tetapi saat ini situasi dunia sedang mengalami ketidakpastian akibat dilanda krisis energi, krisis pangan, dan krisis keuangan, ditambah besaran anggaran subsidi dan kompensasi energi yang membengkak dari Rp 188 triliun pada tahun 2021 menjadi Rp 502 triliun pada tahun 2022.

Saat ini, pemerintah sedang memprioritaskan perlindungan terhadap kelompok ekonomi rentan dengan mengalihkan subsidi BBM melalui tiga skema bantuan sosial.

“Sekarang pemerintah untuk menyesuaikan harga BBM, sedang memprioritaskan untuk memberikan perlindungan terutama kepada kelompok ekonomi rentan. Caranya dengan memberikan tiga skema bantuan sosial berupa Bantuan Langsung Tunai (BLT) BBM, Bantuan Subsidi Upah, dan Bantuan Subsidi Trasnportasi. Jadi harapannya, meskipun 107 negara sedang mengalami krisis energi, Indonesia bisa melewati krisis energi ini dengan baik. Jangankan masyarakat, kami (pemerintah) sendiri pun ketika harus mengambil keputusan ini merasa berat,” ujar Abraham saat dimintai keterangan.

Di samping itu, Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Arif Satrio menilai kenaikan BBM ini menjadi polemik besar di masyarakat karena dampaknya yang begitu besar. Menurutnya juga, kenaikan BBM ini sangat berpengaruh bagi masyarakat yang di mana BBM menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat dan memberikan efek domino pada harga bahan pangan dan lainnya yang terkait.

 “Turunnya mahasiswa hari ini menjadi sikap dari mahasiswa sebagai perwakilan mahasiswa, bahwasanya kita menolak dari kenaikan harga BBM, kemudian penurunan harga BBM ini yang sedang kita gencarkan, kita tuntut kepada pemerintah yang ke depannya tidak main-main lagi dengan kebijakan yang akan dikeluarkan. Harapan saya juga, gerakan ini tidak berakhir di hari ini saja karena pemerintah dari tahun ke tahun tidak ada perubahan yang signifikan, tidak ada indikasi pro terhadap rakyat, harapannya aksi hari ini dapat berdampak bagi masyarakat,” jelas Arif.

Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) PoliMedia Jakarta Muhammad Agistra Arifin menegaskan langkah BEM PoliMedia Jakarta setelah ini adalah dengan terus melakukan follow up  terhadap BEM SI, entah itu mengadakan audiensi, diskusi publik dengan pihak-pihak terkait, serta mengevaluasi kembali aksi hari ini.

Teks: Fathin Hilmi Muyassar dan Meylia Putri Irawati

Editor: Rafi Alvirtyantoro

Foto: Ready Ruhut Simamora

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts