Pemilihan kepala daerah (Pilkada) pada 27 November 2024 mendatang akan menjadi momentum penting bagi masa depan demokrasi Indonesia. Salah satu faktor kunci yang akan mempengaruhi hasil Pilkada adalah peran generasi Z (Gen Z) sebagai pemilih muda yang jumlahnya signifikan. Generasi yang lahir antara tahun 1996-2012 ini diprediksi akan memberikan warna baru dalam lanskap politik Indonesia.
Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum (KPU), jumlah pemilih Gen Z dalam Pilkada 2024 mencapai 46,8 juta orang atau sekitar 22,85% dari total pemilih. Angka ini menunjukkan potensi besar Gen Z dalam menentukan arah kepemimpinan di daerah-daerah. Namun, besarnya jumlah pemilih muda ini juga menimbulkan tantangan tersendiri.
Menurut pengamat politik yang merupakan seorang asisten ahli dari Universitas Islam Negeri (UIN), Adi Prayitno, Generasi muda sekarang cenderung lebih selektif karena mereka hidup pada era arus informasi yang begitu masif.
“Gen Z memiliki karakteristik unik yang membedakan mereka dari generasi sebelumnya. Mereka tumbuh di era digital dan terbiasa dengan akses informasi yang cepat,”
ujar Adi.
Salah satu ciri khas Gen Z adalah ketergantungan mereka pada media sosial sebagai sumber informasi politik. Menurut Adi Platform seperti TikTok, Instagram, dan Twitter menjadi arena pertarungan opini yang mempengaruhi preferensi politik Gen Z.
“Kampanye politik di media sosial menjadi kunci untuk menjangkau pemilih Gen Z,” tambah Adi.
Namun, kemudahan akses informasi ini juga membawa tantangan tersendiri. Fenomena disinformasi dan hoaks menjadi ancaman serius bagi kualitas partisipasi politik Gen Z. Menurut survei yang dilakukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), 54% Gen Z mengaku pernah terpapar hoaks politik di media sosial. Kondisi ini menuntut Gen Z untuk lebih cerdas dan kritis dalam menyaring informasi. Penelitian tersebut kemudian didukung oleh pernyataan dari peneliti senior Lipi sendiri, Prof. Siti Zuhro tentang bagaimana seharusnya Gen Z harus berperilaku pada era sekarang.
“Gen Z harus meningkatkan literasi digital mereka agar tidak mudah terjebak pada informasi yang menyesatkan,” tegas Prof. Siti Zuhro.
Selain itu, isu-isu yang menjadi perhatian Gen Z juga berbeda dengan generasi sebelumnya. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI), tiga isu utama yang menjadi perhatian Gen Z dalam Pilkada 2024 adalah lapangan kerja (68%), pendidikan berkualitas (62%), dan pelestarian lingkungan (57%). Direktur Eksekutif dari LSI, Djayadi Hanan menjelaskan bahwa calon pemimpin yang memiliki fokus pada permasalahan-permasalahan tersebut memiliki kesempatan besar untuk meraih simpati gen Z.
“Gen Z cenderung memilih pemimpin yang memiliki visi jangka panjang dan mampu memberikan solusi konkret terhadap isu-isu yang mereka anggap penting,” ujar Hanan.
Kesadaran politik Gen Z juga terlihat dari tingginya minat mereka untuk terlibat dalam proses demokrasi. Data KPU menunjukkan bahwa partisipasi pemilih muda dalam Pilkada 2020 mencapai 77,53%, lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 76,13%. Angka ini diperkirakan akan meningkat pada Pilkada 2024.
Berdasarkan data tersebut, KPU juga telah melakukan upaya untuk meningkatkan kualitas partisipasi politik Gen Z. KPU telah meluncurkan program “Ayo Memilih” yang ditujukan khusus untuk pemilih muda. Program ini bertujuan untuk memberikan edukasi politik dan meningkatkan partisipasi Gen Z dalam Pilkada.
Sementara itu, organisasi masyarakat sipil juga turut berperan aktif. Perludem misalnya, sebuah Yayasan yang berdiri sejak Januari 2005 tersebut menginisiasi program “Sekolah Pemilu” yang memberikan pelatihan kepada Gen Z tentang tata cara memilih yang cerdas dan bertanggung jawab. Titi Anggraini sebagai Anggota Dewan Pembina Perludem menjelaskan semangat organisasinya dalam membangun Sekolah Pemilu.
“Kami ingin Gen Z tidak hanya berpartisipasi, tapi juga mampu memilih pemimpin yang berkualitas,” ujar Titi.
Dengan demikian, peran Gen Z dalam memilih pemimpin berkualitas pada Pilkada 2024 menjadi sangat krusial. Tak hanya dituntut untuk berpartisipasi, tapi juga harus mampu memilih secara cerdas dan kritis. Kualitas pilihan Gen Z akan menentukan kualitas demokrasi dan kepemimpinan di seluruh daerah Indonesia.
Teks: Lingga Antakusuma Putra
Teks: Lingga Antakusuma Putra
Editor: Abi Rama Wicaksono
Referensi:
Hasanah, K. (2024, September 11). Medan Bisnis Daily. Diakses pada 5 November , 2024, dari Medan Bisnis Daily: https://medanbisnisdaily.com/news/online/read/2024/09/11/183185/peran_besar_gen_z_tentukan_hasil_pilkada_serentak_2024/
RI, H. K. (2023, January 26). Kpu.go.id. Diakses pada 5 November , 2024, dari Kpu.go.id: https://tubankab.go.id/entry/peran-penting-gen-z-dan-milenial-menuju-tatanan-politik-baru-pada-pemilu-2024
Wartoyo, F. X., & Ginting, Y. P. (2024). Sosialisasi Generasi Z Dalam Partisipasi Pemilu 2024. Multidisiplin West Science , 3, 132-143.
Yolency. (2024, January 4). Tubankab.go.id. Diakses pada 5 November , 2024, dari Tubankab.go.id: https://tubankab.go.id/entry/peran-penting-gen-z-dan-milenial-menuju-tatanan-politik-baru-pada-pemilu-2024