Smallest Font Largest Font

Efektivitas Perkuliahan Sistem Hybrid Learning

Banyak perguruan tinggi yang mulai melaksanakan kuliah melalui sistem hybrid learning, apalagi semenjak diberlakukannya PPKM Level 1 di Jakarta dan sekitarnya. Sistem hybrid learning direkomendasikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai sarana yang efektif dalam menunjang perkuliahan selama pandemi Covid-19. Namun, sebelum mengulas lebih jauh, sebetulnya apa yang dimaksud dengan perkuliahan sistem hybrid learning?

Hybrid learning merupakan pembelajaran dengan sistem daring yang dikombinasikan dengan luring atau PTM (Pembelajaran Tatap Muka) sehingga menghasilkan interaksi dan partisipasi yang lebih maksimal dibandingkan hanya daring saja. Alasan kehadiran sistem ini ialah karena PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) dinyatakan kurang efektif apabila dilaksanakan dalam jangka panjang. Demikian berbagai penelitian juga menunjukkan bahwa PJJ memanen banyak keluhan lantaran persiapannya yang dinilai kurang memadai serta menghadirkan ketidakefisienan yang berdampak pada psikososial mahasiswa.

Oleh karena itu, sistem hybrid learning hadir sebagai angin segar setelah hampir 2 tahun mahasiswa merasa jenuh dalam melakukan sistem PJJ. Dengan hybrid learning, mahasiswa diberikan kesempatan untuk bersosialisasi dan dapat memahami materi lebih baik karena adanya interaksi yang efektif antara mahasiswa dengan dosen.

Baca Juga: https://majalahketik.com/fresh-start-effect-di-polimedia-resolusi-baru/

Namun, perlu diingat pula, hybrid learning merupakan sistem pembelajaran baru bagi pendidikan di Indonesia sehingga banyak kemungkinan tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya seperti kesulitan dalam mengatur jadwal belajar harian di mana mata kuliah yang dilaksanakan secara tatap muka dengan yang daring menjadi bentrok akibat dijadwalkan pada hari yang sama. Hal tersebut menyebabkan proses pembelajaran menjadi kurang efektif karena mahasiswa terpaksa mengikuti pembelajaran daring saat perjalanan pulang setelah mengikuti pembelajaran tatap muka di kampus. Karena adanya kendala tersebut membuat banyak mahasiswa yang akhirnya memilih untuk tinggal di kampus demi melanjutkan perkuliahan daring, mengingat jarak antara rumah dan kampus yang lumayan jauh.

Penting untuk Diingat

Walaupun hadir sebagai solusi dari kekurangan sistem PJJ, tentu masih banyak hal yang harus diperhatikan supaya perkuliahan sistem hybrid learning dapat berjalan dengan aman dan lancar. Pertama, pihak kampus harus memastikan telah memiliki sarana sanitasi dan kebersihan yang layak. Walaupun saat ini kasus Covid-19 sudah mulai menurun dan mudahnya akses vaksinasi, civitas kampus tetap harus taat dan patuh dengan prosedur yang ada dan tidak lalai dalam menerapkan protokol kesehatan agar lonjakan kasus dan munculnya klaster baru tidak terulang lagi di Indonesia.

Kedua, untuk perkuliahan sistem daring, walaupun sudah ditunjang dengan bantuan kuota Kemendikbud, pihak kampus tentunya harus terus memastikan para mahasiswa mendapatkan bantuan kuota secara merata. Hal ini juga bertujuan untuk menjamin sarana yang kondusif bagi para mahasiswa yang belajar dari rumah.

Ketiga, pihak kampus juga harus memastikan para dosen mampu menguasai teknologi yang diperlukan, contohnya dalam penggunaan prasarana pembelajaran daring seperti Zoom, Google Meet, Google Classroom, atau bahkan SIAM Polimedia sendiri. Tidak dapat dipungkiri bahwa masih ada beberapa dosen yang kesulitan menggunakan media-media pembelajaran yang tersedia. Oleh karena itu, pihak kampus sebaiknya turut serta dalam meminimalisasi keadaan tersebut. Salah satu contohnya dengan memberikan pelatihan kepada dosen-dosen yang kesulitan selama menggunakan media-media pembelajaran daring. Utamanya, pihak kampus tidak boleh tutup mata terhadap hal ini.

Keempat, fasilitas kampus yang memadai juga berperan dalam menunjang perkuliahan luring, baik itu proyektor, papan tulis, ATK, AC, wifi, ruang kelas, hingga toilet sekali pun. Seluruh hal tersebut harus diperhatikan demi terciptanya lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi para mahasiswa.

Sebelum pembelajaran dilaksanakan secara tatap muka dalam keadaan normal, hybrid learning merupakan bentuk transisi dalam sistem pembelajaran yang ada. Namun, mengingat perubahan zaman dan teknologi yang semakin canggih, apakah sistem PTM masih relevan? Jawaban dari pertanyaan tersebut tergantung dari masyarakat. Apakah mau beradaptasi dengan sistem pembelajaran baru serta mengikuti perkembangan zaman atau tetap dengan sistem pembelajaran lama?

Penulis: Hania Latifa & Marsya Nur Alifah

Editor: Jesica Syaputri

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts