Smallest Font Largest Font

Lebih Aman dari Rokok Konvensional? Bongkar Mitos di Balik Vape!

Selain rokok konvensional, vape atau rokok elektrik sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat luas saat ini. Vape adalah rokok elektrik yang menghasilkan asap seperti rokok dengan memanaskan cairan yang mengandung nikotin, pelarut, dan perasa, lalu menghasilkan uap yang dihirup penggunanya.

Vape mulai memiliki banyak peminat karena umumnya dianggap bahwa vape merupakan alternatif yang lebih aman dibandingkan dengan rokok konvensional yang punya bahaya cukup jelas. Penawaran berbagai macam varian liquid yang beragam, mulai dari varian buah hingga kue, serta kelebihan vape yang dapat digunakan berulang kali, membuat vape lebih diminati dan dinilai lebih ekonomis.

Namun, anggapan bahwa vape lebih aman daripada rokok konvensional itu menyesatkan, lho Sobat Ketik! Faktanya, vape juga menyimpan potensi bahaya yang tidak boleh diremehkan. Walaupun tingkat karsinogen vape lebih rendah dibandingkan dengan rokok konvensional, risiko kesehatannya tetap ada, terutama dalam penggunaan jangka panjang.

Nah, berikut beberapa dampak negatif yang bisa ditimbulkan oleh vape:

Kecanduan dan Keracunan Nikotin

Nikotin dalam vape dapat menyebabkan ketergantungan dan meningkatkan risiko keracunan, kejang, depresi pernapasan, hingga kematian.

Penyakit Jantung

Nikotin yang diserap ke aliran darah merangsang kelenjar adrenal untuk melepaskan epinefrin, meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah. Dalam jangka panjang, hal ini memengaruhi fungsi jantung dan meningkatkan risiko penyakit jantung.

Penyakit Paru

Menurut American Lungs Association, kandungan acrolein di dalam vape umumnya digunakan untuk membunuh gulma dan dapat menyebabkan asma, cedera paru-paru akut serta PPOK.

Meningkatkan Risiko Kanker

Ketika cairan vape dipanaskan, proses ini dapat menghasilkan aldehida seperti formaldehida yang bersifat karsinogenik atau dapat memicu penyakit kanker.

Memengaruhi Perkembangan Otak

Hal ini terjadi karena vape memiliki kandungan nikotin yang dapat memperlambat perkembangan otak dengan memengaruhi konsentrasi, memori, suasana hati, dan pengendalian diri.

Jadi, meskipun vape mungkin tidak menghasilkan tar seperti pada rokok konvensional, namun uapnya bisa menyebabkan iritasi dan peradangan di saluran pernapasan, memengaruhi fungsi paru, dan menimbulkan gejala seperti suara serak, sakit tenggorokan, nyeri dada, hingga batuk yang tak kunjung reda. Oleh karena itu, penting untuk lebih bijak dalam memilih apa yang kamu hirup demi menjaga kesehatan jangka panjang, ya, Sobat Ketik!

Referensi:
Sumber (artikel) FWD Insurance. (2024). “Rokok vs Vape: Mana yang Lebih Bahaya”. Diakses pada 15 Februari 2025. Dari https://www.fwd.co.id/id/blog/kesehatan/rokok-vs-vape-mana-yang-lebih-bahaya/

Sumber (artikel) dr. Dito Anurogo, M.Sc., Ph.D. (2023). “Bahaya Nge-Vape: Memahami Risiko di Balik Asap Modern”. Diakses pada 15 Februari 2025. Dari https://ayosehat.kemkes.go.id/bahaya-nge-vape-memahami-risiko-di-balik-asap-modern

Sumber (artikel) Siloam Hospitals. (2024). “Hati-Hati! Ini Bahaya Vape bagi Kesehatan Tubuh”. Diakses pada 17 Februari 2025. Dari https://www.siloamhospitals.com/en/informasi-siloam/artikel/hati-hati-ini-bahaya-vape-bagi-kesehatan-tubuh#mcetoc_1grk78aku3s6


Teks: Zalfa Rihhadatul Aisy
Editor: Fhadel Izza Mahendra

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts
Advertisements