Listen

Ramah Disleksia

A

A

Nama Medpart

Kronologi Aksi 28 Agustus, Tuntutan hingga Bentrok Massa dengan Aparat

Jakarta, Majalahketik.com – Ribuan buruh dari berbagai wilayah di Indonesia memadati kawasan gedung DPR RI pada Kamis (28/8/2025) untuk menggelar aksi demonstrasi besar-besaran. Aksi ini digerakkan oleh Partai Buruh bersama Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), serta mendapat dukungan dari berbagai aliansi dan koalisi pekerja lintas sektor. Kehadiran massa buruh yang begitu banyak ini untuk menyampaikan tuntutan mereka kepada pemerintah.

Sekretaris Jenderal Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI), Damar Panca, menegaskan ada tujuh poin utama yang menjadi fokus tuntutan buruh. Tujuh poin ini dianggap mewakili persoalan mendasar yang dihadapi oleh buruh, mulai dari isu pengupahan hingga perlindungan kerja.

Adapun tujuh tuntutan yang disuarakan dalam aksi sebagai berikut:

  1. Kenaikan upah minimum 2026 sebesar 8,5 – 10,5 persen 
  2. Penghentian Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
  3. Reformasi Pajak Perburuhan 
  4. Sahkan RUU ketenagakerjaan tanpa Omnibus law 
  5. Sahkan RUU perampasan aset 
  6. Revisi RUU Pemilu
  7. Menghapus sistem outsourcing

“Hampir satu tahun pemerintahan Prabowo, masih banyak PR yang masih harus dikerjakan, masih banyak hal yang masih harus dievaluasi sehingga program-program populis yang seharusnya bermanfaat bagi rakyat itu benar-benar tepat sasaran.” Ujar Sekretaris Jendral KPBI, Damar Panca.

Aksi demonstrasi buruh yang dimulai sejak pukul 09.00 WIB dan resmi berakhir pada pukul 12.00 siang. Selama kurang lebih tiga jam, ribuan buruh menyuarakan aspirasi mereka dengan menyampaikan tuntutan secara damai. Tidak terjadi kerusuhan, bentrokan, maupun tindakan anarkis apapunmassa buruh membubarkan diri dengan tertib. Namun, situasi di lokasi tidak langsung sepi. Tidak lama setelah buruh meninggalkan area, aksi demonstrasi dilanjutkan oleh kelompok pelajar dan mahasiswa yang membawa tuntutan yang berbeda, yakni menyerukan pembubaran DPR sekaligus menolak kenaikan tunjangan bagi para anggota dewan.

Aksi unjuk rasa pada awalnya berlangsung dalam suasana relatif damai. Menjelang sore situasi mulai memanas antara massa pelajar dan mahasiswa dengan aparat kepolisian ketika mobil rantis mulai terlihat dari jalan Gatot Subroto. Beberapa demonstran mulai melemparkan batu, petasan, bahkan bom molotov ke arah aparat kepolisian. Polisi merespons dengan menembakkan gas air mata dan mengerahkan water cannon untuk membubarkan kerumunan. kepolisian berhasil memukul mundur kerumunan mendekati gerbang 2 Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Senayan pukul 17.00 WIB.

Bentrokan fisik antara aparat dan demonstran terus berlanjut di sekitar kawasan GBK, bahkan berlangsung hingga kurang lebih dua jam lamanya. Beberapa kali aparat kepolisian justru terpaksa mundur hingga ke Jalan Asia Afrika akibat dorongan balik massa yang terus memaksa maju.

Puncak insiden terjadi sekitar pukul 19.30 WIB di kawasan Jalan Bendungan Hilir. Sebuah mobil rantismilik satuan Brimob terlihat mencoba menerobos kepadatan massa dan menabrak seorang pengemudi ojek online bernama Affan Kuniawan, yang saat itu tengah melintas diantara kerumunan. Tragedi ini memicu kemarahan massa, yang langsung menuntut pertanggungjawaban pihak kepolisian atas insiden yang merenggut korban jiwa tersebut.

Reporter : Gastra Putra Ahtayasya

Editor: Desi Sintawati 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts