Jakarta, Majalahketik.com – Himpunan Mahasiswa (HIMA) Program Studi Seni Kuliner Politeknik Negeri Media Kreatif (Polimedia) berkolaborasi dengan Komunitas Bidikmisi (KOMISI) KIP-K pada Sabtu 14 Juni 2025 yang diselenggarakan di Yayasan Amanah Mulia Yatim, dengan mengusung tema “Berbagi Ilmu, Menerangi Jalan Masa Depan”.
Kegiatan ini merupakan program kerja rutin dari Divisi Pengabdian Masyarakat HIMA Seni Kuliner dengan nama Kuliner Tebar Buku (Kutuku) dalam beberapa tahun terakhir. Sementara itu, Komisi KIP-K juga memiliki program kerja Divisi Pengabdian Masyarakat bernama Komisi Ajarin Dong, yang telah berjalan sejak beberapa tahun lalu. Kegiatan ini merupakan kolaborasi pertama yang diselenggarakan oleh Kutuku dan Komisi Ajarin.
Acara diawali dengan sambutan dari ketua panitia, pengurus panti asuhan, serta pemateri yang membahas topik seputar cita-cita. Dalam sesi tersebut, anak-anak diajak berdiskusi mengenai langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk meraih cita-cita. Mereka tampak sangat antusias dalam menjawab setiap pertanyaan yang diajukan. Selanjutnya, kegiatan dilanjutkan dengan sesi tebak-tebakan seputar profesi di masa depan melalui media gambar berbagai jenis pekerjaan. Anak-anak juga diajak menuliskan cita-cita mereka di sticky note. Hasilnya sangat beragam, ada yang ingin menjadi dokter, pemain sepak bola, pengusaha, dan profesi lainnya.
Kegiatan ini diisi dengan beragam aktivitas seru dan menarik yang mendorong anak-anak untuk mengekspresikan kreativitas mereka. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah membuat cheese cuit, yang bertujuan untuk melatih keterampilan mereka dalam memasak. Selain itu, anak-anak juga diajak membuat kerajinan tangan dari kawat bulu. Dengan pendampingan dari panitia, mereka bebas berkreasi menciptakan bentuk unik seperti bunga, jam tangan, kacamata, dan lain sebagainya.
Tak kalah menarik, anak-anak juga melukis menggunakan cat di atas totebag. Hasil karya mereka pun beragam dan penuh kreativitas, mulai dari gambar pepohonan, gunung, rumah, bintang, bunga, pelangi, hingga ada yang melukis gambar Garuda Indonesia.
Ibu Sumaerah selaku pendamping anak-anak panti sangat berterima kasih kepada seluruh panitia yang telah menyelenggarakan kegiatan ini.
“Saya sangat senang banget, kaya tadi dia mengajarkan tentang membuat bunga, mencap tangan lalu melukis, itu melatih anak-anak tentang fokus soalnya di sini anak pantinya ada yang IQnya rendah, jadi harus dikasih tau berulang-ulang dan kita harus memberikan contoh bukan hanya teori” ujar Ibu Sumaerah.
Meski demikian, anak-anak menunjukkan kreativitas yang luar biasa, yang terlihat dari hasil karya mereka yang unik dan menarik. Selain itu, sebagian besar anak panti juga memiliki keterampilan di bidang non-akademik, seperti yang disampaikan oleh Ibu Sumaerah.
“Anak-anak di sini IQ-nya pada rendah di bawah 80, bahkan ada yang di bawah 50, tapi kita proses mereka, kita ajarin, kita manggil guru untuk ngajarin anak-anak, tapi semua anak pasti punya kemampuannya masing-masing kayak Ayu, juara dua Taekwondo di Al-Azhar As-Syarif, Iki juara dua, Ali juara satu, itu merupakan suatu kebanggaan, tapi memang perlu dengan contoh enggak boleh dengan kebanyakan teori, salah satu contohnya ketika mau mandi apa yang harus kita lakukan, kalo makan harus apa, jadi saya mengingatkan dengan langsung dan berulang-ulang, mengenai salat setiap bangun subuh saya acungi jempol, mereka kesadarannya sudah tinggi, waktunya salat pada bangun” ujar Ibu Sumaerah
Kegiatan ini penting bagi anak-anak karena tidak hanya memberikan materi pembelajaran, tetapi juga menjadi wadah bagi mahasiswa untuk meneruskan ilmu yang telah mereka peroleh kepada masyarakat yang lebih luas. Ilmu yang didapat menjadi lebih bermanfaat, dan kegiatan ini juga dapat menghadirkan kebahagiaan bagi orang lain.
Anak-anak menunjukkan apresiasi kepada panitia dengan menuliskan ucapan terima kasih melalui berbagai pesan manis. Banyak di antara mereka menulis kegiatan ini sangat seru, bahkan berharap panitia dapat kembali lagi ke tempat mereka. Kegiatan seperti ini terbukti membawa kebahagiaan bagi anak-anak, terlihat dari raut wajah mereka yang penuh keceriaan saat mengikuti setiap aktivitas yang diselenggarakan.
Saat ini Yayasan Amanah Mulia menaungi delapan anak. Tiga di antaranya memiliki karakter yang unik dan memerlukan pendekatan khusus. Meski demikian, seluruh anak tetap diperlakukan dengan kasih sayang yang setara.
Sebagian besar anak yang tinggal di panti ini ditemukan melalui media sosial, terutama Facebook. Para pengurus secara aktif menelusuri unggahan yang menunjukkan anak-anak dalam kondisi memprihatinkan atau membutuhkan bantuan. Setelah informasi tersebut dipastikan kebenarannya, pihak yayasan akan menghubungi keluarga dan mengajak anak tersebut tinggal di panti agar dapat tumbuh dalam lingkungan yang lebih aman dan mendukung.
Ibu Sumaerah menjelaskan, jika ada kegiatan seperti yang dilakukan mahasiswa, pesertanya tidak hanya terbatas pada anak-anak panti. Anak-anak dari lingkungan sekitar dianggap membutuhkan edukasi tambahan juga dapat diikutsertakan. Jumlah peserta disesuaikan dengan kebutuhan dari pihak penyelenggara. Dengan demikian, kegiatan ini tidak hanya bermanfaat bagi anak- anak panti, tetapi juga menjangkau anak-anak sekitar yang memerlukan wawasan dan perhatian lebih.
“Untuk anak-anak sendiri, semoga kegiatan ini bisa menambah wawasan mereka tentang cita-cita. Karena di sini anak-anak panti, semoga bisa menemani rasa sepi yang mungkin mereka rasakan, serta memberi pengalaman dan kesempatan untuk lebih mengenal banyak orang. Sedangkan bagi panitia, kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa empati dan simpati terhadap masyarakat, sekaligus memberikan pandangan bahwa masyarakat membutuhkan bantuan dari mahasiswa ataupun orang-orang di luar sana.” ungkap Ketua Pelaksana, Muwafaqah Salwa Sabilla.
Yayasan Amanah Mulia Yatim berdiri secara mandiri tanpa dukungan dari pemerintah maupun lembaga lain. Karena itu, masyarakat yang ingin menyalurkan bantuan dipersilakan untuk memberikan donasi langsung ke yayasan atau melalui rekening Bank Mandiri 1270011276696. Setiap bantuan yang diberikan sangat berarti, terlebih karena ada anak asuh yang harus menjalani pengobatan rutin setiap bulan akibat gangguan mental yang pernah dialami.
Sebagai penutup kegiatan, panitia memberikan penghargaan, bingkisan, dan paket sembako kepada pihak yayasan sebagai bentuk apresiasi dan dukungan.
Kepedulian terhadap anak-anak panti perlu terus dipupuk dan dijaga. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Kutuku x Komisi Ajarin Dong menjadi salah satu cara sederhana untuk berbagi kebahagiaan sekaligus menumbuhkan semangat, baik bagi anak-anak maupun mahasiswa yang terlibat.
Reporter : Dela Destria Putri
Redaktur : Intan Safitri