Jakarta, majalahketik,com Berdasarkan pemantauan Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), kasus keracunan akibat program Makanan Bergizi Gratis (MBG) telah mencapai 8.649 anak di berbagai daerah. Angka ini terus meningkat setiap minggu. Bahkan, pada periode 22–27 September 2025 saja, tercatat 2.197 anak mengalami keracunan, hal ini menimbulkan kekhawatiran orang tua terhadap kualitas dan kelayakan menu MBG yang diberikan kepada anak mereka.
Salah satu kasus keracunan tertinggi terjadi di Kabupaten Bandung Barat pada 23 sampai 25 september 2025 lalu, yang dimana diperkirakan lebih dari 1.000 anak mengalami keracunan setelah mengkonsumsi MBG. Selain di bandung barat, sebanyak 657 orang mengalami keracunan akibat mengkonsumsi MBG di Kabupaten Garut
“Alih-alih memberi pemenuhan gizi, makanan yang disediakan negara justru membuat ribuan anak keracunan massal. Tangis anak-anak pecah di ruang kelas, antrean panjang di rumah sakit, keresahan orang tua, dan trauma makan MBG adalah bukti nyata bahwa program ini gagap dalam mencapai tujuan,” Ujar Ubaid Matraji sebagai Koordinator Nasional JPPI.
JPPI mengatakan telah mengidentifikasi tiga masalah mendasar pelaksanaan MBG. Pertama, pemahaman tentang gizi dan pangan masih rendah, terlihat dari menu yang dibuat seragam tanpa memperhatikan potensi pangan lokal. Kedua, Badan Gizi Nasional (BGN) yang seharusnya dikelola oleh pakar gizi, ahli pangan, dan tenanga kesehatan justru didominasi oleh purnawirawan militer. Ketiga, sekolah dan masyarakat sipil tidak dilibatkan dalam perencanaan maupun pelaksanaan, padahal anggaran MBG banyak menggunakan dana pendidikan.
JPPI mendesak pemerintah untuk menghentikan sementara seluruh Kegiatan dapur MBG hingga evaluasi menyeluruh terkait sistem akuntabilitas dan standar keamanan pangan benar-benar terbukti kuat. Selain itu, JPPI menekankan perlunya reformasi BGN dengan melibatkan tenaga professional dan ahli di bidangnya, serta membangun mekanisme akuntabilitas yang transparan dan membuka ruang partisipasi publik dalam setiap perencanaan, pelaksanaan, hingga pengawasan program.
Menanggapi kasus keracunan MBG, Presiden Prabowo pada 27 September mengatakan bahwa program besar pasti mengalami kekurangan pada awal pelaksanannya. ia juga menegaskan bahwa masalah tersebut bisa diselesaikan dengan baik. Dua hari kemudian, dalam penutupan Munas PKS pada 29 September, ia kembali mengakui adanya sejumlah kekurangan dalam penyaluran makanan, termasuk adanya kasus keracunan yang terjadi. Namun ia menegaskan jika dibandingkan dengan total jumlah makanan yang telah disalurkan, tingkat kesalahan tersebut sangat kecil, yakni hanya sekitar 0,0017 persen.
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menegaskan komitmen pemerintah untuk meningkatkan standar penyelenggaraan program MBG. Ia menyampaikan bahwa evaluasi menyeluruh akan dilakukan terhadap kemampuan, kedisiplinan, serta kualitas juru masak di seluruh dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Zulkifli menekankan bahwa keselamatan dan kesehatan anak-anak merupakan prioritas utama. Oleh karena itu, seluruh dapur penyelenggara diwajibkan memiliki Sertifikat Laik Higienis dan Sanitasi (SLHS) sebagai jaminan makanan yang aman dan bersih untuk mencegah keracunan makanan.
“SPPG yang bermasalah ditutup sementara, dilakukan evaluasi dan investigasi, yang paling utama adalah kedisiplinan, kualitas, dan kemampuan juru masak tidak hanya dari tempat yang terjadi (keracunan) tetapi di seluruh SPPG,” ujarnya
Referensi:
Tempo (2025) “Keracunan Capai 8 Ribu, JPPI Desak Pemerintah Hentikan Dapur MBG” Diakses pada 29 September 2025 dari https://www.tempo.co/politik/keracunan-capai-8-ribu-jppi-desak-pemerintah-hentikan-dapur-mbg-2074311
Tribunnews (2025) “Prabowo Akui Ada Kekurangan di MBG, tapi Angka Kesalahannya Hanya 0,0017 Persen” Diakses pada 29 September 2025 dari https://www.tribunnews.com/nasional/7735062/prabowo-akui-ada-kekurangan-di-mbg-tapi-angka-kesalahannya-hanya-00017-persen
Kompas (2025) “Setop Keracunan MBG, Pemerintah Evaluasi Juru Masak hingga Alur Limbah Dapur” Diakses pada 29 September 2025 dari https://nasional.kompas.com/read/2025/09/28/16291761/setop-keracunan-mbg-pemerintah-evaluasi-juru-masak-hingga-alur-limbah-dapur
BBC News Indonesia (2025) “Lebih dari 1.000 siswa di Bandung Barat diduga keracunan MBG – ‘Anak saya kejang-kejang, sesak nafas’” Diakses pada 29 September 2025 dari https://www.bbc.com/indonesia/articles/c0r09x2j7zpo
Teks: Gastra Putra Ahtayasya
Editor: Meisya Rizkia D