Jakarta, majalahketik.com – Mahasiswa Program Studi Penerbitan kembali menggelar agenda tahunan yang pada tahun ini hadir dengan konsep baru bertajuk PustaKarya. Kegiatan ini berlangsung pada 20 hingga 21 November 2025 di Hall Gedung E, Politeknik Negeri Media Kreatif (Polimedia). PustaKarya menjadi ruang bagi mahasiswa Penerbitan untuk menampilkan dan memperkenalkan berbagai karya yang telah mereka hasilkan selama perkuliahan.
Dengan mengusung tema “Dilan 1990”, Rizki Tajri selaku ketua pelaksana mengatakan bahwa hal yang membuat PustaKarya berbeda dari acara sebelumnya adalah kehadiran karya tugas akhir mahasiswa Penerbitan dari angkatan pertama hingga angkatan lima belas, yang ditempatkan di pojok baca sebagai perpustakaan.
“Di acara PustaKarya ini menghadirkan perpustakaan. Yang menampilkan karya-karya tugas akhir anak mahasiswa Penerbitan. Dari angkatan 1 sampai angkatan 15,” ujar Rizki.
Melalui tema yang diangkat, PustaKarya mengajak para pengunjung untuk bernostalgia melalui buku dan konsep yang berlatar tahun 1990-an. Instalasi yang dihadirkan dalam acara ini juga dirancang menyerupai suasana dalam novel Dilan 1990.
“Dalam Dilan 1990 itu kan ada kehidupan lainnya. Seperti kayak ada telepon jadul, itu kan di sekitarnya Dilan kan pasti ada tuh telepon-telepon jadul,” jelas Rizki.
Azarine, salah satu panitia dari divisi artistik, menjelaskan bahwa pameran yang dihadirkan dalam PustaKarya berfokus pada tulisan dan karya-karya mahasiswa Penerbitan.
“Kalau untuk jenis pameran itu sebenarnya di sini lebih fokus ke tulisan-tulisan atau karya-karya anak Penerbitan,” ujar Azarine.
Berbagai elemen pendukung pun dihadirkan untuk menguatkan nuansa tersebut.
“Kayak misalnya ada TV-TV tua, ada jam tua, ada sepatu tua, ada berita-berita lama, ada majalah-majalah lama juga, ada mesin ketik yang menggambarkan isi pikiran seorang manusia,” jelas Azarine.
Tidak hanya itu, ruang pamer juga diisi berbagai karya mahasiswa Penerbitan lainnya.
“Ada creative corner di mana di sini tuh kita majang full karya anak-anak Penerbitan, ada desain, ada puisi, ada fotografi, dan juga ada desain cover buku,” lanjutnya.
Salah satu pengunjung, Ilham Fathurahman dari Program Studi Penyiaran, mengaku menikmati suasana acara yang dihadirkan dalam Pustakarya.
“Amaze sih kak, Apalagi dengan dress code panitianya yang putih abu itu yang membawa kesan kita tuh kayak lagi balik lagi ke nostalgia ke zaman SMA gitu loh, Kak,” ujarnya.
Ilham juga menyebutkan bahwa salah satu instalasi yang paling menarik perhatiannya adalah bagian confess zone, yaitu tempat untuk menempelkan sticky notes berisi buku kesukaan.
“Nempelin notes buku favorit. Nah, dari situ aku kayak, oh ternyata banyak loh buku-buku yang aku suka baca, ternyata orang juga baca gitu,” ujarnya.
Selain memamerkan karya-karya mahasiswa Penerbitan, PustaKarya juga menghadirkan berbagai rangkaian acara hiburan, seperti penampilan solo singer, penampilan band, serta booth interaktif mulai dari booth permainan yang menghadirkan baca tarot dan tebak judul buku, henna tattoo, photobooth, hingga booth makanan.
PustaKarya juga menampilkan pertunjukan teater yang dibawakan oleh mahasiswa Penerbitan dengan mengangkat tema kekerasan seksual. Ferial Yasmin selaku penulis naskah menjelaskan bahwa tema tersebut diangkat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap isu kekerasan seksual.
“Karena sebenarnya biar orang-orang sekitar itu bisa aware sama hal-hal yang kayak kekerasan seksual, pemerkosaan, pelecehan, gitu,” ujarnya.
Melalui pementasan tersebut, Ferial ingin menyampaikan pesan agar isu terkait kekerasan seksual tidak lagi dianggap sebagai hal yang tabu.
“Agar hal-hal itu tuh tidak tabu, terutama kita kan udah di jenjang yang lebih tinggi lagi, perkuliahan, nah kita harus sebagai mahasiswa tuh harus aware akan hal-hal seperti itu,” lanjutnya.
Rizki Tajri berharap PustaKarya dapat memberikan dampak positif serta mendorong para mahasiswa dan pengunjung untuk terus meningkatkan literasi mereka.
“Semua mahasiswa, semua orang harus sering meningkatkan literasi dan berkarya terus lah sampai kapan pun,” ujar Rizki.
Teks: Zalfa Rihhadatul Aisy
Editor: Meisya Rizkia D