Majalahketik.com (23/11/2021) – Jakarta Muslim Fashion Week 2021 (JMFW) yang bertemakan Local Brand for Global Market diselenggarakan oleh Kementerian Perdagangan Republik Indonesia bersama Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN). JMFW berlangsung secara hybrid di Stadion Aquatic Gelora Bung Karno (GBK) dengan protokol kesehatan, serta live di YouTube dan Instagram pada Kamis, 18 November 2021 dalam 3 parade. JMFW merupakan langkah awal menetapkan posisi Indonesia menjadi pusat fesyen muslim dunia dan memperkenalkan Jakarta Muslim Fashion Week yang akan secara resmi diluncurkan tahun 2022 di acara Trade Expo Indonesia ke-37 pada bulan Oktober 2022.
JMFW menghadirkan eksklusif exhibition conversation dan fashion show. Terdapat 30 model profesional dari suatu agensi dan koleksi fesyen dari 12 muslim fashion brands, 12 contemporary fashion brands, serta dari 15 upcoming designers berbagai sekolah fesyen Indonesia termasuk Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta.
Program Studi Desain Mode PoliMedia menyiapkan 11 mahasiswa dari angkatan 2019 untuk mendesain sekaligus memproduksi busana yang akhirnya menghasilkan 6 look, yaitu 4 womenswear dan 3 menswear. Tim PoliMedia menampilkan koleksi Modest Fashion dengan judul FLAKES (Serpihan). Mengusung tema Sunstainable Fashion dengan menerapkan teknik Zero Waste dengan gaya fesyen seni kasual.
Baca Juga: Tuang Kreatifitas, Mahasiswa Teknik Mengadakan Pameran Yang bernama Texel
Tim PoliMedia berkolaborasi dengan industri pertekstilan, yaitu APR @asiapasificrayon untuk mendukung tim PoliMedia dalam mempresentasikan koleksi busana ramah lingkungan dengan memanfaatkan sisa potongan-potongan kain agar meminimalisir sampah tekstil menjadi detail yang diaplikasikan pada setiap busana. Koleksi ini menjangkau anak muda yang berani tampil beda, serta dapat masuk ke dalam target market masyarakat luas Indonesia sebagai tren baru.
Menurut Sayyidah Salma, yaitu ketua dari tim PoliMedia, terdapat beberapa kendala, seperti pada penyesuaian bahan-bahan yang digunakan, penyesuaian antara waktu perkuliahan dengan proses produksi, dan beberapa kendala lain yang mampu dilewati dengan baik oleh tim dengan cara bekerja sama mencari alternatif yang memungkinkan.
“Karena baru pertama kali ikut serta dalam acara ini, kita dapat pengalaman dan pelajaran baru yang berharga. Mulai dari pembuatan konsep, proses produksi, keefektifan, serta keefesienan yang perlu dipikirkan matang-matang. Hal-hal tersebut mampu mengevaluasi kita untuk dapat memperbaiki untuk acara yang akan datang,” ujar Salma.
Salma menyampaikan banyak manfaat yang diperoleh dari mengikuti kegiatan seperti ini, seperti mengenalkan Politeknik Negeri Media Kreatif kepada masyarakat. Salma menyampaikan pesan kepada KETIK untuk mahasiswa agar tetap percaya diri dalam menghasilkan karya.
“Hasil karya kita mungkin bukan yang terbaik, dan memang tidak mencari siapa yang terbaik. Tapi aku yakin dalam proses berkarya tersebut, kita sudah melakukan yang terbaik. Yang terpenting, kita selalu berproses lewat karya dan memberikan manfaat untuk orang lain agar tetap semangat berkarya,” imbuhnya.
Ketua Program Studi Desain Mode, yaitu Rachmawaty juga banyak membantu selama persiapan sampai acara. Mulai dari perizinan beberapa mata kuliah yang bersamaan dengan waktu produksi, sampai berkoordinasi dengan beberapa dosen untuk menambah materi mata kuliah guna memaksimalkan konsep. Rachmawaty merasa bangga sekali, karena PoliMedia dapat ikut serta dalam acara besar ini. Kolaborasi antara industri pertekstilan dengan akademisi memberikan pengalaman dan pelajaran baru yang bermanfaat.
Reporter: Meylia Putri Irawati & Anis Salamah
Redaktur: Early Meidiasa Prameswari