Smallest Font Largest Font

Punahnya Peran Pemain Nomor 10 di Dunia Sepak Bola

Sepak bola adalah salah satu olahraga yang dimainkan secara tim. Sepak bola dikenal di berbagai kalangan, dari yang muda hingga tua, serta pria maupun wanita. Tak ayal jika olahraga ini menjadi salah satu olahraga paling populer di dunia. Benua Eropa adalah kiblat industri sepak bola. Tak heran jika 5 liga top dunia berasal dari benua ini. Sepak bola memiliki empat posisi inti, diantaranya adalah kiper (penjaga gawang), bek (pemain belakang), gelandang (pemain tengah) dan striker (pemain depan). Setiap posisi memiliki peran dan tugasnya masing-masing. Di antara posisi-posisi tersebut, posisi gelandang memiliki banyak tipe. Gelandang adalah mereka yang bermain di lini tengah guna mengatur serangan tim. Banyak peran di posisi gelandang, seperti gelandang bertahan pengatur ritme, playmaker kreatif, gelandang perusak, dan lain-lain. Namun, tahukah Sobat Ketik dengan peran gelandang nomor 10?

Di era sepak bola modern sekarang, peran pemain bernomor 10 klasik hampir jarang ditemukan. Sobat Ketik mau tahu alasannya? Yuk, baca ulasan berikut!

  1. Cara Bermain yang Berubah Drastis

Di era modern, dunia sepakbola juga dituntut mengikuti perkembangan zaman. Para pemain harus bisa memposisikan dirinya dalam keadaan tertentu. Pemain dituntut untuk bisa melakukan serangan, juga mampu bertahan. Cara bermain seperti ini yang membuat pemain bernomor 10 banyak kehilangan tempat karena dianggap pemain malas yang hanya bisa mengatur serangan saja. Mesut Ozil dan Juan Riquelme adalah contoh playmaker yang dinilai lamban, namun mematikan saat menjadi kreator serangan.

  • Intensitas yang Semakin Tinggi

Pemain dengan peran nomor 10 adalah mereka yang mencolok karena angkanya yang keramat dan bisa dibilang sebagai otak permainan. Sepak bola modern dimainkan dengan intensitas tinggi yang mengandalkan perpindahan bola cepat dan tekanan tinggi. Permainan seperti itu bertolak belakang dengan sepakbola zaman dulu yang dimainkan dengan tempo lambat. Hal itu membuat pemain bernomor 10 dinilai kurang cocok.

  • Pelatih yang Lebih Suka Gelandang Box to Box

Para pelatih lebih menyukai gelandang yang aktif menyerang serta bertahan. Gelandang dengan stamina ekstra, agresi bertahan tinggi, dan bisa mengatur serangan dari tengah adalah mereka yang sering disebut Box to Box. Gelandang ini identik dengan formasi 4-3-3. Gelandang Box to Box adalah salah satu penyebab gelandang klasik bernomor 10 disingkirkan. Contohnya adalah Christian Eriksen yang pergi dari Tottenham Hotspur karena dinilai kurang cocok dengan skema Jose Mourinho. Eriksen adalah gelandang nomor 10 klasik, sedangkan gaya permainan Mourinho adalah bertahan dengan mengandalkan serangan balik cepat. Skema permainannya kurang cocok dengan playmaker murni.

  • Berevolusi Mengikuti Zaman atau Punah

Mereka yang bermain sebagai nomor 10 di era modern harus bisa menyesuaikan diri dengan permainan atau merubah posisi, serta perannya. Banyak gelandang klasik bernomor 10 yang rela merubah posisi tanpa mengesampingkan peran playmaker. Seperti Coutinho yang digeser menjadi winger kiri kala masih di Liverpool. Ia digeser sebagai winger karena pelatihnya kala itu, Juergen Klopp lebih menyukai gelandang seperti Wijnaldum, Milner dan Emre Can dalam formasi 4-3-3.

Teks: Muhammad Thariq Athallah

Editor: Eric Wirayudha

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *