Smallest Font Largest Font

Chelsea Karina, Sosok Penulis dari PoliMmedia di Balik Webseries Abighea

Majalahketik, Jakarta – Chelsea Karina Aolia, salah seorang mahasiswi program studi Penerbitan Polimedia angkatan 14. Belakangan ini namanya mencuat setelah novel terbitannya yang berjudul “Abighea” berhasil dialihwahanakan menjadi sebuah webseries dengan judul yang sama. Sebagai penulis, Chelsea menggunakan nama pena yang sama dengan nama dirinya, yaitu Chelsea Karina.

Perjalanan menulisnya dimulai dari jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), motivasinya karena Chelsea ingin memiliki karya yang dapat meninggalkan kesan tersendiri untuk seseorang. Selain itu, Chelsea juga ingin karyanya berhasil diterbitkan. Baginya, inspirasi menulis bisa datang darimana saja, seperti: rajin membaca buku dan menonton film atau drama korea.  Setelah serasa cocok di dunia penulisan, Chelsea semakin terdorong untuk menekuni bidang ini.

Sejauh ini Chelsea sudah mempublikasikan enam karyanya di aplikasi Wattpad, antara lain: Alone, Never be Alone, AbiGhea, Secret, Flashlight, dan yang terbaru berjudul Lintang. Sementara karyanya yang sudah berhasil diterbitkan menjadi sebuah buku ada tiga, yaitu: Alone, Never be Alone, dan AbiGhea.

Pengalaman menerbitkan sendiri bisa dibilang mixed feeling banget sih. Bahagia luar biasanya akan terasa banget kalau naskah berhasil diterima setelah direvisi oleh editor. Bagian agak menyebalkannya dibagian ngeliat naskah sendiri dicorat-coret, terus dikasih tahu banyak banget plot hole, dan mau nggak mau harus di revisi. Tetapi hal yang paling seru adalah memilih benda untuk bonus pre-order dan lihat tanda tangan sendiri di atas SPPB (Surat Perjanjian Penerbitan Buku),” tutur Chelsea saat menjelaskan perasaannya ketika naskahnya berhasil diterbitkan.

Sama dengan penulis lain, hambatan yang seringkali dialami Chelsea adalah writers block dan kesulitan membagi waktu dengan perkuliahan. Solusi yang dilakukannya yaitu dengan tidak memaksa diri untuk menulis. Selama proses menulis tak jarang Chelsea merasa terbebani, karena membuatnya overthinking dan susah tidur. Bahkan sesekali Chelsea merasa berhutang ke pembacanya ketika naskah tulisannya belum selesai ditulis tetapi sudah ditunggu-tunggu pembaca. Saat kehilangan motivasi, biasanya Chelsea selalu mengingat tujuan utamanya menulis.

Kesulitan terbesarnya adalah ketika Chelsea ingin mengembangkan tulisannya dengan menulis genre yang berbeda, namun baginya ternyata tidak mudah dan merasa bukan ranahnya. Tulisan Chelsea biasanya bergenre romansa. Namun tak menutup kemungkinan Chelsea kembali mencoba lagi menulis untuk genre yang berbeda.

“Rasanya luar biasa. Kayak, ah gue udah sejauh ini ternyata. Apalagi inget awal mulai nekat nulis tanpa followers dan sekarang karyanya berhasil dijadiin webseries. Terasa seperti, I did it! Gue berhasil mengepakkan mimpi yang pernah gue tertawakan,” ungkap Chelsea memberitahu perasaannya saat novel AbiGhea berhasil dialihwahanakan.

Sebagai penulis dari AbiGhea, Chelsea tidak terlibat banyak hal dalam proses alihwahana novel menjadi sebuah webseries. Hampir seluruh proses ditangani oleh penerbit.

“Tips dari aku, kalau kalian udah memantapkan diri untuk mendalami suatu hal dan kalian merasa cocok sama hal itu, coba pelajari lebih jauh dan nikmati prosesnya. Berkembang nggak semudah itu karena untuk berkembang tentunya membutuhkan waktu. Akan ada saat di mana kalian mungkin ingin menyerah, tetapi ingat aja motivasi atau tujuan awal kalian memulai hal itu apa. Nggak usah terburu-buru, tolong dinikmati setiap prosesnya karena semuanya akan datang di waktu yang tepat. Just let it flow and keep going because life goes on!” tutup Chelsea.

Reporter: Muhammad Yazid

Redaktur: Early Meidiasa Prameswari

Dokumentasi: Chelsea Karina

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts