Tips dan Trik Mahasiswa Gametech Polimedia Tembus Juara 1 IPEC 2025
Jakarta, majalahketik.com – Azfa, Mahasiswa Program Studi Game Technology Politeknik Negeri Media Kreatif (Polimedia), berhasil raih Juara 1 dalam kategori Competition Essay Writing di ajang Indonesian Polytechnic English Championship (IPEC) di Politeknik Negeri Manado, Sulawesi (15-18/09). Adapun berbagai seleksi ketat yang telah dihadapi, mulai dari sesi coaching, tahap preliminary, hingga pitching, edit video, serta dua esai bahasa inggris bergaya argumentatif dan persuasif.
Event yang berlangsung selama 15-18 September 2025 ini merupakan sarana efektif guna mengasah kemampuan menulis sekaligus menyempurnakan grammar atau struktur kaidah bahasa inggris. Yang mana, tahapan ini merupakan elemen penting yang diperlukan selama menyusun konsep cerita permainan, khususnya berbasis online.
“Dalam Prodi Game Technology terdapat materi game design, di mana kreator perlu merancang konsep cerita secara matang dalam sebuah game digital. Mengingat, sebagian besar permainan online itu menggunakan bahasa inggris. Jadi, aku ingin lebih memperdalam grammar supaya membantu menyusun alur dan plot ceritanya,” kata Azfa, saat dikonfirmasi Majalah Ketik, pada (05/11).
Mahasiswa Prodi Teknologi Permainan ini juga menjelaskan bahwa ia telah mempersiapkan diri sejak mengetahui adanya informasi terkait kompetisi IPEC tersebut.
“Awalnya aku tahu informasi terkait lomba IPEC ini dari dosen, lalu aku mulai mempersiapkan diri dengan menonton tayangan Youtube dan mempelajari tata bahasanya, dan alhamdulillah akhirnya lolos tahap awal,” ujar Azfa.
Dia melanjutkan, dirinya telah melewati berbagai proses persiapan yang terbilang cukup rumit, seperti masa coaching atau pelatihan bersama Nuryanti, tahap preliminary atau tes awal sebelum menjadi finalis terpilih, hingga pitching (presentasi ide), pengerjaan edit video. serta penugasan dua esai berbahasa inggris dengan aturan argumentatif dan persuasif.
“Setelah itu, aku dibimbing oleh Miss Nuryanti melalui pembelajaran berbagai tipe esai dan alur penyusunan grammar secara benar. Besoknya, aku masuk tahap preliminary atau sesi tes lewat zoom biar jurinya bisa menilai performa finalisnya. Beruntungnya, aku berhasil lolos, sehingga aku langsung diberi jadwal keberangkatan ke Manado. Sehari sebelum lomba, aku masih ikut sesi coaching, di mana aku mempelajari tipe esai yang mungkin keluar saat lomba. Kemudian pada saat hari H, aku diminta menulis dua esai sekaligus yang bersifat argumentatif dan persuasif dengan menyertakan tema, judul, sampai kerangka tulisan, semuanya dalam bahasa inggris,” sambungnya.
Selain itu, ia menjelaskan bahwa dalam esai argumentatif dengan tema “Kegunaan AI dalam Bisnis”, ternyata menyimpan dua persepsi berbeda, yaitu pro dan kontra terhadap penggunaan Artificial Intelligence (AI). Dalam hal ini, ia menegaskan, kemajuan teknologi tidak selalu berdampak buruk bagi pekerjaan selama digunakan secara tepat. Sementara dalam penulisan persuasif, ia memilih tajuk “Pentingnya Transparansi dalam Operasi Bisnis”, sebagai bentuk pesan kepada pemangku usaha untuk membangun hubungan baik dengan karyawan, sehingga operasional kerja dapat berjalan optimal.
Dia juga berkata, cara unik dari Nuryanti terdapat pada penggunaan tanda strip sebagai bentuk variasi pengganti koma agar tulisan tampak beda dibanding peserta lain. Tak hanya itu, Azfa juga mengaku sengaja menulis esai sebanyak 2.500 total kata supaya terlihat lebih ringkas dan tidak bertele-tele. Baginya, dewan juri cenderung menilai keunikan struktur penulisan, sehingga cara ini dianggap membantu meraih poin plus selama masa penilaian.
Meskipun telah melewati sejumlah tantangan rumit, Azfa menyebut dirinya tidak menyangka mampu menjuarai kompetisi Indonesian Polytechnic English Championship (IPEC). Selain itu, ia turut membongkar tips dan trik untuk memperoleh informasi lomba melalui berbagai pihak, baik Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) ataupun dosen.
“Tantangannya ada pada cara belajarku sendiri, termasuk memperbaiki grammar dan manage waktu karena jadwal sering berubah. Aku juga sering overthinking tentang bagaimana cara menulis yang benar. Namun, aku mulai coba menenangkan diri dan menulis sebisanya. Sewaktu pengumuman di aula, aku tidak mengira sama sekali bisa mengantongi juara satu ini, jadi saat namaku disebut aku benar-benar kaget. Tapi sejujurnya, menang kalah buatku hal biasa. Intinya, have fun dan mensyukuri segala proses kecil yang telah dijalani,” tutup Azfa.
Reporter: Nur Aprillia, Nabila Ayu Ramadhani
Editor: Sabda Maulana