Listen

Ramah Disleksia

A

A

Benarkah Manusia Hanya Menggunakan 10% Otak

Foto: Kompas.com

JAKARTA, majalahketik.com – Otak manusia adalah organ kompleks yang menjadi pusat kendali seluruh aktivitas tubuh, baik yang disadari maupun tidak disadari. Terletak di dalam tengkorak, otak terdiri dari miliaran sel saraf (neuron) yang saling terhubung dan bekerja untuk mengatur segala hal mulai dari bernapas, bergerak, berbicara, merasa, berpikir, hingga mengingat.

Sobat Ketik mungkin pernah mendengar ungkapan bahwa manusia hanya menggunakan sekitar 10% kemampuan otaknya, namun, apakah pernyataan tersebut merupakan fakta atau hanya sebuah mitos?

Pernyataan tersebut memang sudah lama beredar dan kerap dipercaya banyak orang. Namun, hingga kini belum ada bukti ilmiah yang benar-benar mendukung klaim bahwa manusia hanya menggunakan 10% dari kemampuan otaknya. Lalu, apakah berarti 90 persen sisanya tidak terpakai begitu saja?

Seorang peneliti bernama Gordon menegaskan bahwa manusia menggunakan setiap bagian otaknya secara aktif sepanjang waktu. Ini artinya, tidak hanya menggunakan 10%-nya saja, namun seluruh fungsi otak kita selalu aktif dalam kapasitas paling maksimalnya.

Para peneliti lain menjelaskan bahwa sebagian besar energi dalam tubuh digunakan oleh otak untuk menunjang aktivitas jutaan neuron yang saling berkomunikasi satu sama lain. Inilah yang menjadikan otak memiliki fungsi yang lebih kompleks dibandingkan organ tubuh lainnya. Sementara itu, sisa energi digunakan oleh otak untuk mengatur berbagai aktivitas penting lainnya, seperti mengendalikan detak jantung, pernapasan, pencernaan, gerakan otot, hingga respons emosi dan pengambilan keputusan.  

Namun apakah dengan menggunakan seluruh kapasitas otak, manusia akan mampu menyelesaikan segala persoalan? Atau justru masih ada misteri yang selamanya di luar jangkauan kemampuan kita?  

“Hal ini masih menjadi perdebatan, mungkin ada masalah tertentu yang pada dasarnya tidak dapat dipecahkan oleh otak manusia, seperti bagaimana seekor tikus tidak akan pernah mengerti kimia dan seekor simpanse tidak dapat mengerjakan kalkulus.” Ujar Halgren. 

Ketika seseorang melatih sebuah keterampilan, otaknya mengalami perubahan yang dapat diamati secara nyata. Salah satu perubahan tersebut adalah pembesaran fisik pada jaringan otak yang berkaitan dengan area keterampilan tersebut. Hecht menjelaskan bahwa para peneliti menduga pertumbuhan ini terjadi karena neuron-neuron memperluas cabang-cabangnya untuk berhubungan dengan neuron di sekitarnya, atau karena peningkatan jumlah pembuluh darah yang membantu aliran darah lebih lancar. 

Semakin terasah suatu keterampilan, otak akan bekerja lebih efisien dan membutuhkan energi lebih sedikit. “Ketika Anda semakin mahir dalam sesuatu, aktivitas otak yang terlibat justru berkurang,” ujar Hecht.

Jadi, pernyataan bahwa manusia hanya menggunakan 10% otaknya adalah mitos. Pada kenyataannya, otak bekerja secara menyeluruh dan mampu beradaptasi untuk memaksimalkan fungsinya sesuai kebutuhan.

Referensi : 

Sumber (Artikel) Kompas.com.(2023). “Apakah Manusia Hanya Menggunakan 10 Persen Otaknya?” Diakses pada Minggu 18 Mei 2025 dari https://www.kompas.com/sains/read/2023/08/08/063000623/apakah-manusia-hanya-menggunakan-10-persen-otaknya?page=all

Sumber (Artikel) DISWAY.ID (2025). “Manusia hanya Gunakan 10% Kemampuan Otak, Sisanya?’’ Diakses pada Minggu 18 Mei 2025 dari https://ntt.disway.id/read/92/manusia-hanya-gunakan-10-kemampuan-otak-sisanya

Sumber (Artikel) Senora.id (2023). “Mitos Hanya 10% bagian Otak Manusia yang Digunakan,Benarkah?” Diakses pada Minggu 18 Mei 2025 dari https://www.sonora.id/read/423887604/mitos-hanya-10-bagian-otak-manusia-yang-digunakan-benarkah?page=all

Sumber (Artikel) BSKDN(2018). “Manusia Hanya Gunakan 10% Kemampuan Otaknya” Diakses pada Minggu 18 Mei 2025 dari https://bskdn.kemendagri.go.id/website/manusia-hanya-gunakan-10-persen-kemampuan-otaknya/


Reporter : Dela Destria Putri 

Editor : Fhadel Izza Mahendra

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts