Advertising Week Festival (AWF) 2025 resmi dibuka pada Rabu, 14 Mei, di Auditorium Vokasi Universitas Indonesia. Acara ini menghadirkan berbagai sesi diskusi, workshop, dan penghargaan yang menyoroti perkembangan industri periklanan kreatif di Indonesia. Project Officer AWF 2025, Muhammad Yazid Saputra, dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang mendukung acara, termasuk Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia serta Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I). Ia berharap kegiatan ini mendorong pertumbuhan industri periklanan yang inovatif dan berdampak.
Direktur Program Pendidikan Vokasi UI, Padang Wicaksono, menekankan pentingnya program studi periklanan sebagai penghubung antara industri kreatif dan pertumbuhan ekonomi digital. Menurutnya, sektor ekonomi kreatif Indonesia kini menyumbang sekitar 130 miliar dolar AS terhadap perekonomian nasional.
Hari pertama AWF dibuka dengan sesi AdTalks bertema “AD-Vluencers: Their Journeys and Personal Stories of Growth” yang menghadirkan tiga alumni Periklanan Kreatif UI, Nihel Rashiqa, Sabrina Bensie, dan Alifa Nisa Fadila. Ketiganya berbagi pengalaman membangun branding pribadi serta menghadapi tantangan sebagai kreator konten digital. Sesi berikutnya menghadirkan content creator dan serialpreneur, M. Jupaka yang membahas pentingnya keaslian dan konsistensi dalam membangun identitas di media sosial. Sesi ditutup oleh CEO Sosplan.id, Tito Ikhsan yang membahas strategi konten berbasis riset, pemanfaatan AI, dan adaptasi terhadap batasan proyek periklanan.
Selain diskusi, sejumlah workshop juga digelar, di antaranya “The Creative Process of Making Content” oleh Social Media Digital Hub Metro, Farah Dina, “Copywriting Techniques for Impactful Advertising” oleh Dentsu, Fadilah Zahra, serta “Steps to Create Impactful Campaigns” oleh Marketeers, Panji Pramono Aji. Workshop ini membekali peserta dengan keterampilan praktis dalam merancang dan mengeksekusi konten iklan secara strategis.
Rangkaian acara dilanjutkan di Balai Purnomo Universitas Indonesia pada Sabtu 17 Mei 2025. Wakil Direktur Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Kemahasiswaan UI, Deni Danial Kesa mengingatkan pentingnya kreativitas yang selaras dengan teknologi, termasuk penggunaan AI yang tetap memberi ruang bagi sentuhan manusia.
Deputi Bidang Pengembangan Strategis Ekonomi Kreatif, Cecep Rukendi, dalam sesi keynote speech menyoroti potensi ekonomi dari kekayaan intelektual. Ia menyebut kesuksesan film animasi Jumbo sebagai contoh bagaimana konten lokal dapat menembus pasar global.
Dalam rangka mendorong partisipasi anak muda dalam industri kreatif, AWF 2025 juga memberikan penghargaan kepada sejumlah brand dan kreator konten lokal. Berikut adalah penerima penghargaan terbaik:
Local Creative Talent
- Creative Activation: Difotoin.id
- Creative Resource: Potostock
- Podcast Narrative: Podcast Malam Kliwon
- Creative Agency: Good People Network
Local Content Creator
- Beauty: Tifara Emelyn
- Lifstyle: Sarah Layyina
- Entertainment: Si Creative
- Education: Dalim Nurdin
Sesi AdTalks hari kedua mengangkat lima topik utama. Dalam sesi “Advertising Then and Now”, CEO Convertinc, Jesslyn Dorothea dan Komisaris ITDC, Ricky Pesik menyoroti perubahan pendekatan iklan dari media tradisional ke konten digital organik serta pentingnya membangun persepsi dan emosi konsumen. Sesi kedua bertema “Communication and Social Skills of Gen Z in Creative Advertising” menghadirkan Youth Laboratory Indonesia, Muhammad Faisal dan Ketua Umum P3I, Janoe Arijanto, yang membahas tantangan sosial Gen Z dan pentingnya kolaborasi antar generasi di industri periklanan.
Dalam sesi “The Future of Advertising”, Kemenparekraf, Selliane Halia Ishak dan Ambilhati, Sandru Emil membahas peran AI sebagai alat bantu efisien, namun tetap memerlukan peran kreator dengan kepekaan manusiawi. Sesi keempat “Beyond the Screen” menghadirkan Visinema Pictures, Christian Immanuel, yang membagikan strategi pemasaran film Jumbo dan pengembangan IP sebagai langkah jangka panjang. Sesi terakhir bertajuk “Beyond the Algorithm” dibawakan oleh content creator, Meisya Sallwa. Ia menekankan pentingnya konten bermakna dan identitas kuat dalam membangun personal branding yang berkelanjutan.
Acara ditutup dengan sesi tanya jawab, di mana para pembicara mendorong peserta untuk terus mengembangkan kreativitas, berpikir kritis, dan membangun dampak dalam dunia periklanan yang terus berkembang.
Teks: Nur Aprillia
Redaktur: Intan Safitri