JAKARTA, majalahketik.com — Sekolah Alternatif Anak Jalanan (SAAJA) merupakan sekolah alternatif yang didirikan pada tahun 2002 untuk anak-anak marjinal dari keluarga prasejahtera. Berdiri dari dedikasi sang pendiri untuk menyebarluaskan pendidikan, terutama bagi anak-anak berasal dari keluarga prasejahtera. Seiring berjalannya waktu, SAAJA juga menjadi wadah pendidikan alternatif bagi anak-anak yang orang tuanya bekerja serabutan.
Salah satu narasumber, Nurlaila atau akrab dipanggil Nunung berujar bahwa selain menjadi wadah pendidikan SAAJA juga diciptakan sebagai rumah alternatif bagi mereka yang belum memiliki tempat tinggal yang layak. Tujuannya sederhana: membuat anak-anak marjinal tetap memperoleh pendidikan, merasa nyaman, dan aman.
Dibalik niat yang positif, terdapat tantangan yang harus dihadapi oleh para relawan di sekolah alternatif ini. SAAJA pernah mendirikan hingga empat unit sekolah. Namun, karena keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM), cabang-cabang SAAJA terpaksa ditutup. Kini, yang tetap bertahan hanyalah satu unit di lokasi utama, yaitu di Jl. Jembatan Merah No. 2, Kelurahan Karet Kuningan, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan.
“Selain itu, kita harus mencari donasi dan kita juga harus aktif dan update kegiatan ini di media sosial supaya SAAJA ini tetap eksis di Jakarta Selatan ini,” ujar Nunung.
SAAJA mengimplementasikan sistem pembelajaran yang serupa dengan sekolah reguler. Tujuannya agar para siswa merasa setara dan tidak dikucilkan. Bahkan, Nunung pun menerapkan ilmu mengajarnya yang ia dapatkan dari sekolah reguler, karena ia juga merupakan guru di sekolah reguler.
“Alhamdulillah. Kebetulan saya kalo pagi juga mengajar di sekolah reguler lain. Kami mengajarkam mereka tentang membaca, menulis, mengenal seni, psikomotorik, bahasa, dan kognitif. Jadi, ilmu yang saya dapat, Insya Allah bisa saya sampaikan ke anak-anak supaya mereka tidak ketinggalan dengan PAUD yang lain,” jelas Nunung.
SAAJA memfokuskan layanan pendidikan gratis bagi anak-anak berusia usia 4,5 – 7 tahun, yang setara dengan jenjang Taman Kanak-Kanak (TK). Sementara itu, anak-anak yang berusia lebih dari 7 tahun diajarkan melalui sistem bimbingan belajar (bimbel), yang dikategorikan sebagai jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Seluruh kegiatan pembelajaran ini dilaksanakan pada hari Sabtu saja.
Para pengajar bimbel berasal dari alumnus, sukarelawan, dan mahasiswa. Biasanya mereka mengajarkan mata pelajaran bahasa dan matematika. Menurut Nunung, materi matematika yang diajarkan di sekolah reguler belum tentu dapat dipahami murid secara menyeluruh. Oleh karena itu, SAAJA membantu murid-murid yang membutuhkan pembelajaran secara gratis.
Selain itu, anak-anak dari kaum marjinal di SAAJA pernah meraih prestasi dalam berbagai lomba kecil yang diselenggarakan oleh komunitas, seperti McDonald’s, maupun dan lomba-lomba yang diadakan oleh tim SAAJA sendiri.
“Saya sebagai guru hanya ingin SAAJA mendapat perhatian lebih dari pemerintah dan masyarakat. Kayak, Oh, SAAJA ada di sini walaupun berasal dari lingkungan kumuh, harus tetap eksis.” Jelas Nunung. Ia juga menjelaskan harapan SAAJA di masa depan .
Salah satu murid, Willy Bastian Khair, mengungkapkan bahwa ia sangat menikmati sesi pembelajaran yang diselenggarakan pada Sabtu, 8 November 2025.
“Seru banget! Tadi kita belajar bahasa Jepang. Jadinya kemampuan bahasa kita makin luas,” ujar Willy Bastian Khair.
SAAJA menjadi sarana untuk mewujudkan semangat dan kreativitas anak-anak dari kaum marjinal dengan memberikan pendidikan gratis tanpa memandang usia dan latar belakang. Antusiasme mereka terlihat melalui sosok Willy.
Teks: Raisyah Nabila Putri & Nur Aprillia
Editor: Meisya Rizkia D
Referensi:
Sumber (artikel) Riyan Setiawan. (2020). “Sekolah Alternatif bagi Anak Jalanan: Kepedulian Pada Kaum Marjinal”. Diakses pada 13 November 2025 dari https://tirto.id/sekolah-alternatif-bagi-anak-jalanan-kepedulian-pada-kaum-marjinal-ezcb
Sumber (artikel) Hanifah Salsabila. (2025). “SAAJA dan Misi Besar Menyelamatkan Masa Depan Anak-anak Indonesia”. Diakses pada 13 November 2025 dari https://megapolitan.kompas.com/read/2025/08/11/21190191/saaja-dan-misi-besar-menyelamatkan-masa-depan-anak-anak-indonesia