Majalahketik (29/11/2022) – Layang-layang merupakan bagian dari permainan tradisional bagi anak-anak. Siapa sangka, permainan masa kecil tersebut ternyata memiliki beragam bentuk dan motif, baik tradisional maupun modern.
Ukurannya pun beragam, mulai dari miniatur hingga yang besar. Bentuknya juga bermacam-macam, ada yang berbentuk ikan, kupu-kupu, burung, wayang, hingga bahkan rumah. Koleksi layang-layang tersebut dilestarikan melalui Museum Layang-Layang. Apakah Sobat Ketik sudah pernah mendengarnya?
Baca juga : Jelajah Tebet Eco Park, Ruang Terbuka Hijau Alternatif di Jakarta
Mengenal Museum Layang-Layang
Museum Layang-Layang merupakan museum yang terletak di Jl. Haji Kamang No. 38, Pondok Labu, Jakarta Selatan. Museum ini didirikan oleh seorang pakar kecantikan yang menekuni dunia layang-layang sejak tahun 1985, Endang W. Puspoyo. Sebelum menjadi museum, tempat ini sering mengadakan Festival Layang-layang yang mengundang beberapa daerah di Indonesia hingga mancanegara.
Karena terdapat beberapa layang-layang dari setiap daerah yang dihibahkan maupun dibeli untuk kenang-kenangan, akhirnya dibukalah Galeri Layang-layang. Layang-layang yang ada pun semakin banyak. Maka dari itu, dibukalah Museum Layang-Layang pertama di Indonesia yang diresmikan pada 21 Maret 2003 oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
Menurut Asep, Pemandu di Museum Layang-Layang yang turut menjadi pembuat dan pemain layang-layang, koleksi layang-layang beranekaragam tersebut sudah mencapai ribuan. Namun, hanya ratusan yang dipasangkan di dalam Museum Layang-Layang. Asep juga sangat menyayangkan sempat tertutupnya museum ini karena pandemi.
Saat ini, museum sudah dibuka kembali, dan menjadi tempat pembelajaran masyarakat untuk mengenal layang-layang. Museum ini ramai tiap akhir pekan. Sementara di hari biasa (Senin hingga Jumat, Museum Layang-Layang ini dipenuhi oleh anak-anak, biasanya mulai dari TK sampai SMP, yang melakukan kunjungan atau field trip.
“Sampai akhir tahun, setiap hari sudah ada yang pesan tanggal untuk kunjungan. Tidak ada batasan pengunjung. Kemarin sampai 250 anak kunjungan ke sini, ramai di sini bermain layang-layang,”
jelas Asep.
Museum ini buka setiap hari dari jam 09.00 – 16.00 WIB. Dengan harga Rp20 ribu untuk anak-anak, dan Rp25 ribu untuk orang dewasa, Sobat Ketik sudah bisa menikmati fasilitas yang ada dengan lingkungan yang ramah anak. Fasilitas yang tersedia antara lain, ruang auditorium, toilet, toko suvenir, dan area parkir.
Selain melihat koleksi layang-layang, Sobat Ketik juga akan diajak untuk menonton tayangan audio visual layang-layang, membuat kreasi layang-layang, serta dapat bermain layang-layang di halaman sekitar museum.
Museum Layang-Layang juga menyediakan beberapa lokakarya (workshop), antara lain melukis di layang-layang poliester, melukis di atas payung kertas, dan membatik di atas kain. Di dalam museum ini juga terdapat Sanggar Asri Welas yang turut menyediakan beberapa lokakarya, seperti tari tradisional Jawa, serta meditasi dan yoga.
Museum Layang-Layang: Museum Lokal yang Lebih Dikenal Orang Luar Negeri
Finka, yaitu salah satu guru dari TK Daarul Arifin, Ciledug, yang sedang melakukan kunjungan bersama dengan rombongan anak-anak pada Sabtu (19/11) merasa sangat senang dan mendapatkan pembelajaran baru terkait dengan layang-layang.
Guru TK tersebut bercerita bahwa ia sebenarnya baru-baru ini mengetahui adanya Museum Layang-Layang yang menampilkan berbagai macam layang-layang dari berbagai daerah di Indonesia. Dia menjelaskan bahwa anak-anak muridnya merasa senang sekali dengan museum ini.
Finka sangat menyayangkan museum ini yang lebih terkenal di kalangan orang-orang luar negeri ketimbang warga lokal. “Orang lokal jarang yang tahu. Makanya itu juga sebagai salah satu alasan saya mengajak ke sini, supaya orang lokal pun tahu,” paparnya.
Dia pun berharap, semoga ke depannya Museum Layang-Layang dapat menjadi lebih baik lagi.
“Kalau bisa, lebih diramaikan lagi. Mungkin layang-layang yang sudah usang bisa dijadikan hologram supaya ke depannya bisa lebih diminati lagi,”
tambahnya.
Bagaimana, Sobat Ketik? Apakah kamu tertarik untuk berkunjung dan belajar mengenal layang-layang? Yuk, siapkan jadwal ke Museum Layang-Layang ini bersama keluarga atau kerabat terdekat kamu!
Reporter: Muhammad Thariq Athallah
Teks: Anis Salamah
Editor: Hania Latifa
Foto : Safa Aulia Rachmat