Smallest Font Largest Font

Delapan Mahasiswa Lolos Student Exchange ke Korea Selatan

Foto : Humas Polimedia majalahketik.com ,Pada tahun ini, Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta mendapat kesempatan untuk mengirimkan mahasiswa dalam program pertukaran pelajar ke Korea Selatan, tepatnya di Kongju Communication Arts College (KUMA). Terdiri dari 8 mahasiswa Program Studi Penyiaran.

 Menurut Dr. Handika Dany R., M.Si selaku Wakil Direktur  Bidang Akademik Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta, program pertukaran pelajar ini merupakan bagian penting dari Indikator Kinerja Utama (IKU) yang telah disepakati dalam perjanjian kerja antara Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta dan Direktorat Jenderal Vokasi. Program ini, yang dikenal dengan nama Mandiri student exchange, membutuhkan proses penyamaan kurikulum terlebih dahulu agar dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan standar pendidikan di kedua institusi.

Program pertukaran pelajar atau student exchange merupakan salah satu cara yang sangat efektif untuk memperluas wawasan dan meningkatkan pemahaman budaya. Program ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar dan tinggal di negara asing dalam periode tertentu, biasanya dalam kurun waktu satu semester. Melalui pengalaman ini, mahasiswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan akademis, tetapi juga keterampilan sosial dan budaya yang berharga.

Latar belakang program ini berasal dari inisiatif pemerintah Korea Selatan yang menjalin kerja sama pertukaran pelajar dengan negara-negara Asia Tenggara. “Yang saya tahu dari Profesor di Kongju Communication Arts College (KUMA), tahun ini yang terpilih adalah Indonesia, Malaysia, dan Thailand,” ujar Adryans,S.Si., M.Sn Kepala Program Studi Penyiaran Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta.

Seleksi dan Persiapan Program

Credit foto : Humas Polimedia

Mahasiswa yang mengikuti program student exchange ini terdiri dari 8 orang, yakni 4 perempuan dan 4 laki-laki, begitu pula dengan mahasiswa dari Korea. “Mahasiswa dari Program Studi Penyiaran yang berangkat ke KUMA itu adalah mereka yang berada di semester 4 dan akan naik ke semester 5. Sedangkan, mahasiswa KUMA yang datang ke Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta  nantinya akan mengikuti perkuliahan di semester 3,” jelas Handika. Ia juga menambahkan, “Tidak harus 4 perempuan dan 4 laki-laki, yang penting jumlah kamar yang disediakan cukup, dengan satu kamar diisi dua orang.”

Mahasiswa Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta dijadwalkan berangkat pada 25 Agustus 2024, dengan jaket musim dingin yang telah dipersiapkan, karena di Korea Selatan sedang musim dingin. Sementara itu, mahasiswa KUMA dijadwalkan tiba di Indonesia antara 30 atau 31 Agustus, mengingat perkuliahan di Korea dimulai lebih awal.

“Penyesuaian kurikulum ini sangat penting untuk memastikan bahwa mahasiswa kita mendapatkan pengalaman belajar yang setara dan relevan di luar negeri,” ujar Handika. Setelah melalui evaluasi dan peninjauan profil Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta, diputuskan bahwa penempatan mahasiswa dalam program ini akan lebih spesifik di Program Studi Penyiaran pada semester 3, mengingat relevansi dan potensi besar yang dimiliki oleh program studi tersebut dalam konteks pertukaran ini. Proses pendaftaran dan seleksi program student exchange ini telah diumumkan melalui Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta, prodi, jurusan, dan diikuti dengan pengisian formulir daring serta wawancara yang dilakukan sepenuhnya dalam bahasa Inggris.

Menurut  Adryan, selaku Kepala Program Studi Penyiaran, seleksi program ini bersifat internal dan tidak terlalu rumit. “Yang pasti, persyaratan akademis, minimal IPK 3,5 ke atas, serta kemampuan teknis di bidang kamera, dasar-dasar audio, dan kemampuan broadcast menjadi bekal penting nantinya,”

ujarnya.

Fasilitas dan Pengalaman Mahasiswa

Menurut Handika, biaya kuliah di Kongju Communication Arts College (KUMA) sepenuhnya ditanggung oleh pihak kampus. Selain itu, mahasiswa juga mendapatkan fasilitas penginapan atau asrama (dormitory) yang telah dilengkapi dengan kamar tidur yang nyaman dan jatah makan satu kali sehari. Lebih dari itu, seluruh fasilitas kampus dapat digunakan oleh mahasiswa secara gratis. Tiket pulang pergi juga ditanggung oleh Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta, termasuk bantuan dalam pembuatan paspor dan visa.

Credit foto: Humas polimedia

Bagi mahasiswa Korea yang akan belajar di Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta, mereka akan tinggal di Wisma Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta yang telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung. Mereka tidak dikenakan biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan mendapatkan jatah makan satu kali sehari, baik untuk sarapan atau makan siang. “Mahasiswa Korea akan mengikuti perkuliahan yang terdapat di Program Studi Penyiaran, tanpa dosen khusus. Hanya saja, perkuliahan akan disampaikan dalam bahasa Inggris,” tutur  Adryan.

Sebelum berangkat, mahasiswa Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta akan mendapatkan pelatihan dan orientasi. “Ada beberapa kali pertemuan, dan kami juga memiliki grup koordinasi. Selain itu, kami menyediakan dosen pendamping selama di Korea yang kebetulan memiliki pengalaman tinggal lama di sana. Dosen ini memberikan arahan, mulai dari penggunaan aplikasi lokal seperti ‘Kakaotalk’ hingga budaya-budaya yang ada di sana,” tambah  Handika.

Proses persiapan program student exchange ini memakan waktu yang cukup lama, dimulai sejak bulan April dengan penjajakan MOU, kemudian dilanjutkan dengan pertemuan daring, sosialisasi melalui Zoom, dan kunjungan pihak KUMA ke Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta untuk memastikan kesiapan sarana dan prasarana. Seluruh proses ini memakan waktu sekitar 4-5 bulan.

Dari segi akademik, program student exchange ini tidak memengaruhi pencapaian pembelajaran mahasiswa. Justru, pengalaman belajar di luar negeri akan memperkaya wawasan dan kemampuan mereka, seperti yang disampaikan oleh Handika. “Ini seperti perpindahan kuliah, di mana mereka belajar dan mendapatkan pengalaman tanpa mengubah capaian pembelajaran, malah justru harusnya lebih, karena mereka punya pengalaman belajar yang lebih luas.”

Program student exchange ini bukan hanya sebuah peluang untuk belajar, tetapi juga untuk tumbuh dan berkembang secara global, membuka jendela dunia bagi mahasiswa untuk memahami dan berkontribusi lebih dalam dunia yang semakin terhubung.

Teks : Revalina Ramadhania Permana

Redaktur : Rifkah Kusmita Juniati

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts