Unit Kegiatan Mahasiswa Cinemadia berkolaborasi dengan mahasiswa Prodi Penyiaran menggelar kegiatan screening dan diskusi film bersama melalui acara CreARTive dalam rangka memamerkan hasil karya tugas akhir mata kuliah Desain Produksi Film Prodi Penyiaran semester 4 di Aula Gedung A Lantai 3 Politeknik Negeri Media Kreatif, Jakarta, Selasa (7/6).
Acara ini terbagi menjadi dua sesi, sesi pertama dimulai pada pukul 13.00 WIB sampai dengan 14.30 WIB, sedangkan sesi kedua dimulai pada pukul 15.00 WIB sampai dengan 16.30 WIB. Dalam screening film ini turut dihadiri juga oleh Wakil Direktur bidang Kemahasiswaan, Nova Darmanto, dosen pengampu Desain Produksi Film, Syahyuni Srimayasandy, para aktor dan aktris, sutradara dan produser serta kru film yang terlibat.
Baca Juga : APATIS: Rintangan dan Persoalan Adalah Fase Pendewasaan
Ada empat film pendek yang ditampilkan dari dua yang kelas yang berbeda, masing-masing kelas memproduksi dua karya film. Diantaranya, Pelipur Wara dan Badhe Wangsul karya kelas D, serta Rindu Berlemur Sendu dan Ada dan Tanpanya oleh kelas C. Setiap karya film yang ditayangkan paada saat menuju bagian ending sontak membuat semua penonton yang hadir memberikan tepuk tangan yang meriah.
“Jadi, yang pertama ini namanya CreARTive. Pada intinya acara ini dibuat untuk screeningan terutama untuk film-film yang sudah dibuat sama kelas C dan kelas D di jurusan broadcast semester empat angkatan 9. Ini sebagai nilai tugas akhir dan mereka ber-partner bersama Cinemadia untuk melaksanakan screeningan ini. Jadi ini kolaborasi antara mahasiswa aktif di broadcast bersama UKM,” tutur Zea Mays Bagaskara selaku ketua UKM Cinemadia.
Cinemadia sendiri merupakan UKM baru yang berfokus pada screening dan review film serta wadah untuk mendalami ilmu, pengembangan diri dan penyaluran partisipasi dalam bidang perfilman. Cinemadia memasuki periode kedua di tahun ini semenjak aktif mulai dari tahun lalu dan CreARTive menjadi proker pertamanya yang berjalan di periode kedua.
Zea menambahkan, selain menayangkan film pendek hasil karya tugas akhir, acara ini juga dituju sebagai media promosi bahwa program studi Penyiaran juga memiliki karya film sebagai bahan diskusi serta evaluasi untuk para pembuat film yang terlibat sehingga mengundang interaksi-interaksi antara penonton dan para pembuat film sekaligus menjadi ajang untuk mem-branding Cinemadia.
“Kalau kalian menonton di bioskop kan enggak bisa secara langsung nanya ke pembuat filmnya, kalo ini bisa nanya ke pembuat filmnya langsung, karena kita mengundang talent dan pembuat film yang bersangkutan, juga sekaligus mengundang orang luar. Itu seenggaknya buat pameran nih, kalau broadcast sendiri sudah punya film juga terutama buat kelas C dan D. Jadi, orang-orang yang menonton tuh bisa berkomentar, ini tuh kurangnya ini atau paling enggak bisa nanya ke pembuat filmnya. Jadi, ada interaksi secara langsung lah,” tambahnya.
Dengan adanya CreARTive, Zea berharap acara screening dan diskusi yang jumlah massanya besar seperti ini tidak berhenti sampai disini. Karena menurutnya, acara seperti ini juga menjadi sarana diskusi, evaluasi, serta hiburan tersendiri bagi penonton yang datang.
Ia juga berpesan kepada para Mahasiswa Penyiaran angkatan 2021 maupun yang akan datang agar tidak berkecil hati walaupun materi perfilman telah dihapus dari kurikulum Penyiaran mulai tahun akademik 2021/2022 dikarenakan adanya prodi baru, yaitu Film dan Televisi. Menurutnya, penyiaran tidak akan pernah lepas dari yang namanya sinetron (sinema elektronik) dan sebisa mungkin jangan sampai lepas dengan film walau harus inisiatif belajar secara mandiri.
Disamping itu, menurut Sabrina, salah satu peserta dan kru film Badhe Wangsul mengatakan dengan diadakannya acara CreARTive ini diharapkan karya-karya film pendek dapat lebih berkembang lagi. Menanggapi kurikulum perfilman yang sudah tidak lagi ada di prodi Penyiaran, ia juga berharap prodi Film dan Televisi dapat melanjutkan tongkat estafet produksi film dan mengembangkan film lebih baik lagi.
“Gueberharapnya sih karya film pendek dapat lebih berkembang lagi. Walaupun sekarang kurikulum film udah enggakada lagi di Penyiaran, kan sekarang ada prodi FTV tuh, semoga Prodi Film dan Televisi masih bisa melanjutkan dan mengembangkan film dengan lebih baik,” ujarnya.
Teks: Fathin Hilmi Muyasar
Editor: Ishmah Zakiyyah
Foto: Meylia Putri Irawati & Fathin Hilmi Muyassar