Majalahketik.com (09/02/2022) – Salah satu dosen di PoliMedia bernama Anggun Gunawan berkesempatan meraih beasiswa LPDP untuk melanjutkan studi S2-nya di Inggris. Dosen yang mengajar di Jurusan Penerbitan ini, telah mengikuti rangkaian proses seleksi di awal tahun 2017 dan berhasil lolos dari ribuan pelamar yang mendaftar beasiswa tersebut. Beliau lebih memilih menggunakan beasiswa LPDP yang berasal dari pemerintah Indonesia, dibandingkan dengan beasiswa dari negara yang dituju. “Pride saat mendapatkan beasiswa dari pemerintah sendiri, tentu saja beda,” ujar Anggun.
Beasiswa LPDP disediakan oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan. Melalui beasiswa tersebut, pemerintah Indonesia mendukung warga negaranya untuk menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) yang berpendidikan dan berkualitas serta mempunyai jiwa kepemimpinan dan memberikan efek yang baik terhadap masyarakat luas dan bangsa di masa depan. Beasiswa ini juga menjadi kunci untuk mempersiapkan generasi muda Indonesia di tahun 2045 nantinya, tepat di usia yang ke-100 tahun.
Sempat terpikir oleh Anggun untuk melanjutkan pendidikan S2 di Jerman, namun akhirnya, beliau memilih S2 Penerbitan di Oxford Brookes University yang berada di Oxford, Inggris. Universitas ini terkenal dengan nama Oxford Polythecnic, sebelum berganti nama menjadi Oxford Brookes University di tahun 1992. Ada sekitar sebelas warga negara Indonesia yang berkuliah bersama Anggun saat itu. Menurutnya, ketika itu tidak banyak yang tahu tentang Oxford Brookes University, padahal jurusan yang ditawarkan aplikatif dan sangat unik.
Baca juga: Pinasthika Creativestifal XIX: Mahasiswa Periklanan Sabet Gold Student ILM
Beasiswa LPDP berbeda dibanding dengan founding beasiswa lainnya. Semua biaya keberangkatan, uang buku, uang kebutuhan, bahkan kepulangan juga ditanggung penuh oleh pemerintah Indonesia. Anggun mengaku telah didanai sekitar 700 juta rupiah selama berkuliah di sana. Dibalik dana yang terbilang cukup besar, ada dedikasi yang harus Anggun lakukan setelah lulus dan mendapatkan gelar S2, yaitu pengabdian selama dua kali masa studi ditambah satu tahun. Jadi, beliau harus tinggal di Indonesia selama tiga tahun untuk melakukan kegiatan yang inovatif serta kreatif, dengan fungsi untuk negara dan masyarakat sekitar.
Anggun memberikan tips khususnya ketika melakukan wawancara untuk beasiswa LPDP. Beliau mengaku menjawab pertanyaan dengan simple dan kritis. Menurutnya, persyaratan pendaftarannya dapat dipenuhi dengan mudah dan pemberkasannya sendiri tidak begitu sulit. Tetapi untuk wawancara harus diperhatikan dengan seksama dan detail. “Khususnya saat pewawancara bertanya tentang kontribusi untuk Indonesia. Cukup berbicara rasional dan jujur saja, tetapi tetap berguna untuk sekitar,” tutur Anggun.
Terakhir, beliau memberikan saran kepada mahasiswa di Indonesia yang ingin berkuliah ke luar negeri, untuk selalu tetap belajar, khususnya menguasai bahasa asing. Jangan lupa juga dengan konsistensi dan kesabaran dalam belajar, serta siap untuk bersikap dan berpikir secara terbuka. Namun, tidak boleh juga melunturkan budaya sendiri.
Selain menjadi seorang dosen, Anggun juga memiliki sebuah penerbitan indie yang beliau dirikan ketika tinggal di Yogyakarta dan masih dikelola sampai sekarang.
Teks: Widya Tiara Sari Chaniago Putri
Editor: Rafi Alvirtyantoro & Muhammad Yazid