Smallest Font Largest Font

Indonesia Sering Terjadi Gunung Meletus? Berikut Penjelasannya

Indonesia merupakan salah satu negara yang berada di garis ring of fire atau lingkaran api. Kondisi ini yang menyebabkan banyaknya gunung di Indonesia, entah itu gunung aktif maupun tidak. Dilansir dari web Magma Indonesia, tercatat Indonesia memiliki jumlah gunung api sebanyak 127 dan dari jumlah gunung api tersebut, hanya 69 gunung api aktif yang dipantau oleh PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi).

This image has an empty alt attribute; its file name is image-7.png
Foto oleh Suhairy Tri Yadhi dari Pexels

Sejak beberapa pekan lalu, terdapat beberapa erupsi gunung diantaranya, Sinabung, Semeru, Raung, hingga gunung Merapi. Dikutip pada laman news okezone, ada beberapa faktor yang menyebabkan gunung erupsi. Seorang ahli Vulkanologi, dari Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB, Mirzam Abdurrachman mengatakan bahwa faktornya antara lain, karena kondisi dibawah dapur magma, kondisi di dalam dapur magma dan kondisi diatas dapur magma atau permukaan gunung.

Baca Juga : Sering Merasa Kepanasan Krisis Iklim Jawabannya

Faktor yang pertama atau kondisi di bawah dapur magma yaitu berkaitan dengan proses geologi dimana adanya subduksi palung, adanya pemekaran lantai samudra dan terdapat titik panas. Selama proses teknik tersebut bekerja, maka proses pembentukan pasokan magma baru akan terjadi. Hal itu mengakibatkan magma baru terbentuk dan bergabung dengan magma yang sudah ada di dalam dapur magma, sehingga terjadi kelebihan volume yang harus dikeluarkan dan terjadilah erupsi.

Faktor kondisi di dalam dapur magma, Menurut Ahli Vulkanologi tersebut, hal ini berkaitan dengan jumlah magma yang terdapat di dalamnya. Magma mengkristal karena suhu menurun. Magma yang sudah terkristalisasi lebih berat daripada batuan panas-semi cair sehingga akan tenggelam ke dasar magma. Hal ini mendorong tekanan pada penutup ruang karena sisa magma tersebut ke atas. Sebuah letusan terjadi ketika tutupnya tidak lagi mampu menahan tekanan.

Faktor terakhir atau kondisi di atas dapur magma yaitu salah satunya saat perubahan pasang-surut, ketika gerhana bulan dan gerhana matahari terjadi. Pada kasus ini, gunung-gunung api yang berada di tengah laut lebih sensitif karena naiknya permukaan air serta menambah tekanan terhadap gunung api yang berada di tengah laut. Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi ialah berkaitan dengan pelelehan es pada gunung-gunung api yang berada di negara empat musim atau di wilayah kutub.

Ahli Vulkanologi tersebut mencontohkan sebuah kasus, negara yang memiliki empat musim atau di wilayah kutub, gunung api yang tadinya tertutup es sebagai penahan tudungnya, namun es-nya hilang tiba-tiba. Beban yang hilang tersebut membuat kekurangan tekanan yang dapat menyebabkan magma di dalam gunung tersebut sangat mudah naik ke atas sehingga gunung api kemudian meletus.

Akibat dari letusan gunung api pula bisa memicu terjadinya pemanasan global (global warming). Dr. Mizam mengatakan bahwa saat terjadinya gunung api meletus, tidak hanya abu vulkanik yang dikeluarkan, tetapi juga kadang-kadang mengeluarkan gas. Apabila gunung-gunung api di Indonesia meletus bersamaan, gas CO2 yang secara signifikan dapat memengaruhi pemanasan global.

Sumber rujukan:

https://news.okezone.com/read/2021/01/21/525/2348406/banyak-gunung-api-aktif-di-awal-tahun-2021-ini-penjelasan-ahli-vulkanologi-itb?page=1

https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20210121160122-199-596772/itb-ungkap-gunung-api-keluarkan-gas-picu-pemanasan-global

https://magma.esdm.go.id/v1/edukasi/tipe-gunung-api-di-indonesia-a-b-dan-c

https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/31/060000169/pengertian-iklim-dan-jenisnya?page=all

Jurnalis: Maria Alexandra Fedho

Editor: Early Meidiasa Prameswari

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts