Majalahketik.com(13/02/21) – Ciao! Bonjour!
Halo, Sobat Ketik! Gimana kabarnya? Semoga selalu baik-baik aja, ya!
Wah, gak kerasa nih sudah melewatkan satu semester. Semoga kelalaian di semester kemarin gak keulang di semester sekarang, ya! Omong-omong soal akhir semester, pasti ada satu hal yang Sobat Ketik tunggu-tunggu, kan? Yap, betul, IPK!
Pembahasan tentang pentingnya IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) memang tak ada sudahnya. Beberapa mahasiswa pun terbagi menjadi dua pandangan hanya karena ada yang menganggap IPK itu penting atau tidak penting dalam meraih kesuksesan.
Jadi, apakah sebenarnya IPK itu penting? Yap, IPK itu penting. Banyak yang beranggapan bahwa “untuk apa IPK tinggi tetapi tidak punya skills?”. Pernyataan tersebut tidak salah, namun tidak sepenuhnya benar. IPK merupakan bukti valid seseorang telah memahami teori dan praktik saat perkuliahan. Selain pencapaian akademis, IPK juga merupakan cerminan karakter seseorang dalam bekerja keras. Mencapai dan mempertahankan IPK bukanlah hal yang mudah, tentu butuh kerja keras dalam mencapainya.
Baca Juga : https://majalahketik.com/alasan-cheetos-lays-dan-doritos-berhenti-produksi-di-indonesia/
Dengan begitu, IPK dapat menjadi kunci awal dalam meraih kesuksesan. Contohnya saat kamu melamar pekerjaan. Perusahaan akan melihat pencapaian akademis sebagai kriteria pelamaran. Sederhananya, nilai Bahasa Inggris kamu dapat membuka peluang lebih besar untuk diterima sebagai guru Bahasa Inggris. Saat itu pula, perusahaan akan menilai diri kamu sebagai seseorang yang pekerja keras dan disiplin dalam mencapai suatu hal. Bagaimana bisa perusahaan menerima pekerja yang tidak disiplin, bukan?
Selain itu, IPK juga merupakan syarat untuk mendaftar beasiswa. Sponsor beasiswa akan menentukan minimal IPK agar bisa mendaftar dalam beasiswa tersebut. Jadi, untuk kamu yang ingin mendaftar beasiswa, maksimalkan usaha kamu dalam mencapai IPK yang dibutuhkan oleh sponsor beasiswa, ya!
Lalu, apakah dengan begitu berarti skills itu tidak penting? Tidak, skills juga tak kalah pentingnya. Namun, skills tidak akan dilihat jika bukti pencapaian akademis kamu saja tidak memenuhi kriteria. Saat kamu melamar, apakah kamu hanya dengan tangan kosong tanpa sekertas ijazah? Tentu tidak bukan? Yang pertama kali dilihat adalah ijazah, barulah kemampuan kamu diuji, apakah sesuai dengan IPK yang telah kamu raih atau tidak. Perusahaan tetap mengutamakan bukti nyata yang dapat dilihat sebagai langkah awal menerima pelamar. Namun, hal ini tidak berlaku untuk perusahaan rintisan seperti start up. Sebab perusahaan rintisan lebih mementingkan skills serta kemauan terus belajar dan berkembang dibandingkan sederet angka yang disebut dengan IPK.
Jadi, apa kesimpulan yang dapat kamu ambil?
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan, IPK sangat penting jika dibekali dengan softskills. Selain ambisius dalam meraih pencapaian akademis, diri kamu juga perlu dibekali dengan kemampuan untuk menunjang diri dalam meraih kesuksesan.
Jadi, bagaimana, apakah Sobat Ketik sudah siap meraih kunci awal tersebut untuk meraih kesuksesan?
Esprit! Fighting! Semangat, Sobat Ketik!
Note: Tulisan ini adalah opini pribadi penulis. Segala tulisan adalah tanggung jawab penulis.
Jurnalis: Nurlaeli Aida
Editor : Ratih Rachma Juwita