Majalahketik.com(16/03/21) – Krisis ekonomi akibat Covid-19 berakibat pada bidang pendidikan. Banyak pekerja yang sudah mempunyai anak terkena PHK, lalu kebingungan mencari uang untuk membiayai pendidikan anaknya. Akhirnya, banyak pelajar dan mahasiswa yang mendaftar beasiswa sebagai solusi menghadapi problematika tersebut.
Kali ini, saya akan menjelaskan pandangan saya terhadap penerima beasiswa. Sebelumnya, saya akan menjelaskan apa itu beasiswa. Beasiswa adalah bantuan ekonomi kepada pelajar yang tidak mampu secara ekonomi untuk pendidikan atau penghargaan bagi pelajar yang berprestasi. Beasiswa dapat diberikan oleh lembaga pemerintah, perusahaan ataupun yayasan. Untuk mendapatkan beasiswa, pelajar harus memenuhi persyaratan yang dibutuhkan.
Berdasarkan yang saya lihat di lapangan, saya membagi penerima beasiswa menjadi 4 kelompok
- Penerima Beasiswa yang Mampu, namun Pura-Pura Tidak Mampu
Banyak dari mereka yang sebenarnya mampu, namun berpura-pura tidak mampu. Salah satu persyaratan beasiswa ini adalah Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM), banyak dari mereka yang memanipulasi untuk mendapatkan SKTM. Hal ini menandakan bahwa proses seleksi masih bisa didapatkan dengan mudah. Beasiswa yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk orang yang benar membutuhkan, namun jatuh di tangan yang salah. Padahal, jika memang ingin mendapatkan beasiswa, ia bisa bersungguh-sungguh meningkatkan nilai untuk mendapatkan beasiswa prestasi.
- Penerima Beasiswa yang Mampu dan Berprestasi, namun Tidak Bijak
Apakah salah bagi mereka yang berprestasi, namun mampu untuk mendaftar beasiswa? Tentu tidak, karena setiap orang ingin mendapatkan penghargaan dari apa yang ia raih. Namun, kadang mereka menggunakan uang beasiswa secara tidak bijak, seperti berfoya-foya membeli makanan dan barang yang sebenarnya mereka tidak perlukan. Alangkah lebih baiknya jika mereka menggunakannya untuk membantu biaya pendidikan walaupun dirinya mampu secara finansial.
BACA JUGA: Hari Peduli Sampah Nasional, FKMPI PoliMedia Bahas “Dijual atau Dibeli Sampahnya?”
- Penerima Beasiswa yang Tidak Mampu dan Tidak Bijak
Sangat disayangkan jika melihat kelompok penerima beasiswa ini. Di tengah keterbatasan ekonomi dalam biaya pendidikan, justru mereka salah gunakan beasiswa tersebut. Banyak dari mereka yang mengikuti gengsi hanya untuk memenuhi hasratnya untuk hal-hal tidak penting. Mendaftar beasiswa sebenarnya tidak salah. Namun, penggunaan uang dari beasiswa tersebut yang disalahgunakan. Beasiswa yang seharusnya didapatkan untuk orang-orang yang membutuhkan, justru jatuh percuma di tangan mereka yang tidak memikirkan kebutuhan jangka panjang.
- Penerima Beasiswa yang Bijak
Patut diacungi jempol terhadap kelompok penerima beasiswa ini. Di tengah stigma negatif tentang penerima beasiswa yang berfoya-foya, mereka mampu menahan diri untuk tetap menggunakan beasiswa dengan semestinya. Sebagai penerima beasiswa, sudah seharusnya penggunaannya dilakukan secara bijak. Sebab pada hakikatnya, beasiswa digunakan untuk keperluan pendidikan. Selain itu, penggunaan beasiswa dengan bijak dapat mengurangi opini negatif bagi mereka yang tidak menerima beasiswa. Namun sayangnya, kelompok penerima beasiswa ini “tertutup” oleh oknum 3 kelompok di atas.
Semoga Sobat Ketik, yang mendapatkan beasiswa bisa bijak dalam penggunaannya, ya! Jangan pelit juga untuk memberikan informasi beasiswa kepada teman-teman kamu yang benar-benar membutuhkan.
Sampai jumpa, Sobat Ketik! Jangan lupa jaga kesehatan!
Jurnalis: Nurlaeli Aida
Editor: Ratih Rachma Juwita