JAKARTA, majalahketik.com – Pasar Santa, yang terletak di Jakarta Selatan, belakangan ini menarik perhatian para Generasi Z. Dahulu dikenal sebagai pasar tradisional, kini tempat ini bertransformasi menjadi surga bagi anak kreatif. Meskipun udaranya sering terasa panas, banyak anak muda betah berlama-lama di sini, baik untuk nongkrong maupun mencari inspirasi. Beberapa kios mulai diisi oleh komunitas yang menawarkan berbagai hal menarik mulai dari kedai kopi mungil dengan playlist keren, printilan langka yang sulit ditemukan, toko buku kecil yang tersembunyi, barang-barang thrift, hingga koleksi kaset jadul dan vinyl.
Pasar Santa memiliki tiga lantai dengan fungsi yang cukup beragam. Di lantai pertama, pengunjung akan menemukan deretan kios yang menjual berbagai kebutuhan rumah tangga hingga biji kopi lokal pilihan. Naik ke lantai dua, suasana mulai berubah area ini dihuni oleh penjahit, tukang sablon, dan beberapa usaha jasa kreatif lainnya. Sementara itu, lantai tiga menjadi favorit anak muda karena tenant vintage, food court kecil, dan lapak makanan tersembunyi yang hanya diketahui pelanggan setia. Setiap lantai menawarkan nuansa unik, mengajak pengunjung menjelajahi dunia yang berbeda di setiap sudutnya.
Di tengah suasana pasar yang ramai dan dinamis, salah satu tenant yang paling mencuri perhatian di lantai tiga Pasar Santa adalah Acraft. Dengan ciri khas ilustrasi macan dan sentuhan animal print yang ikonik, tenant ini menawarkan pengalaman visual yang estetik dan terasa sangat personal. Begitu melangkah ke dalam, pengunjung seolah diajak masuk ke dunia yang penuh warna, karakter, dan detail khas ilustrasi dari tangan.
Acraft didirikan pada tahun 2017 oleh Adam, seorang ilustrator yang jatuh hati pada atmosfer unik Pasar Santa.
“Dulu Pasar Santa pernah viral sekitar tahun 2014, dan menurut saya lokasinya strategis banget di Jakarta Selatan. Jadi saya pilih buka di sini,”
ujar Adam.
Menurutnya, meski tempat ini bisa dibilang hidden gem, pengunjung tetap ramai berkat peran media sosial. “Banyak yang datang karena lihat tenant-tenant Santa di TikTok atau Instagram. Jadi meskipun agak tersembunyi, pasar ini tetap hidup,” tambahnya.
Tak kalah ikonik, POST menjadi salah satu tenant yang tak boleh dilewatkan di Pasar Santa, terutama bagi para pencinta buku. Dikelola oleh Teddy Wijayakusuma, tenant ini telah bertahan lebih dari 11 tahun, menjadikannya salah satu yang paling konsisten di tengah dinamika pasar kreatif Jakarta. POST bukan sekadar toko buku biasa; koleksi beragamnya, dari rilisan lokal hingga internasional, membuat banyak pengunjung betah menelusuri rak-raknya. Menariknya, setiap akhir pekan selalu ada kejutan, entah itu buku terbitan terbatas maupun rilisan segar dari luar negeri.
“Minggu ini kami baru kedatangan buku terbitan terbaru dari Filipina, dan langsung diserbu pelanggan tetap,” ujar Teddy. Keberadaan POST membuktikan bahwa ruang kecil pun bisa jadi tempat besar untuk ide-ide segar dan lintas budaya.
Bagi banyak orang, pasar bukan lagi sekadar tempat jual beli, melainkan ruang untuk bertemu, berekspresi, dan menemukan kejutan-kejutan kecil yang tak terduga.
“Yang paling berkesan kalau main ke Pasar Santa tuh, kita bisa nemuin barang hidden gem yang adanya cuma di sini. Apalagi buat anak skena, ini surga banget!” ujar Aurel, salah satu pengunjung.
Hal senada juga diungkapkan Febri, “Kalau ke Pasar Santa harus banget main ke Acraft karena dia ngejual barang vintage. Terus cobain juga matcha di sini, dan kulinernya oke-oke banget!”
Pasar Santa tetap jadi rumah bagi kreativitas kota tempat yang diam-diam selalu punya alasan untuk dikunjungi kembali.
Jadi, kalau akhir pekan ini kamu butuh suasana baru yang penuh inspirasi, mungkin Pasar Santa bisa menjadi pilihan terbaik.
Reporter : Andien Tri Aprillia
Redaktur : Meisya Rizkia D